Keren, Manfaatkan Kemampuan Berbahasa Asing, Sekelompok Mantan PMI Jalani Profesi Menjadi Pemandu Wisata
SUKABUMI – Memiliki pengalaman pernah tinggal di negara penempatan pekerja migran, memiliki ketrampilan membangun hubungan, memiliki kemampuan bahasa negara-negara yang pernah ditempati selama menjadi pekerja migran, serta memiliki kemampuan menjadi seorang pemandu perjalanan yang otomatis juga didukung dengan pengetahuan-pengetahuan akan kondisi dan sejarah lokal, rupanya bisa menjadi modal menjalani sebuah profesi pemandu wisata bagi wisatawan manca negara.
Seperti yang dilakukan sekelompok mantan pekerja migran Indonesia (PMI) asal desa Waluran Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi ini.
Sekelompok mantan PMI yang memilih untuk tidak kembali bekerja ke luar negeri tersebut menjalani profesi sebagai pemandu wisata desa wisata Hanjeli (DWH).
Mengutip pemberitaan Tribun Jabar, Wati, salah satu mantan PMI di Desa tersebut yang tergabung dalam kelompok pemandu wisata DWH mengaku dirinya merasa mantap dan memutuskan untuk tidak kembali lagi menjadi pekerja migran setelah diajak dan dimotivasi oleh Founder DWH, Asep Hidayat.
“Saya diajak oleh pendiri DWH pak Asep Hidayat untuk ikut mengembangkan Desa Wisata Hanjeli,” ujar Wati.
Sementara itu, Founder Desa Wisata Hanjeli, Asep Hidayat mengatakan, dia sengaja mengajak mantan pekerja migran atau PMI untuk bergabung mengembangkan DWH.
“Kami ajak untuk ikut mengembangkan Desa Wisata Hanjeli. Tugas beliau (Wati) yang utama adalah menjadi pemandu atau Guide untuk wisatawan, riset dan penelitian lainnya,” katanya
“Selain fasih berbahasa Inggris beliau sangat mahir berbahasa Arab, kantonis sehingga untuk mengguide wisatawan dari manca negara kami tidak kesulitan. Kebetulan ada 2 buruh migran lainnya yang kami siapkan untuk guide wisatawan Internasional,” jelasnya.
Menurutnya, mengangkat PMI dan mantan PMI menjadi pemandu wisata di DWH yang didirikannya merupakan sebuah tanggung jawab moral bagi dirinya.
Hal itu dilakukan untuk mengangkat martabat para mantan pekerja migran agar tidak kembali bekerja kembali ke negara penempatan setelah pulang.
“Kami di Desa Wisata Hanjeli punya tanggung jawab moral untuk mengangkat harkat dan martabat mereka. Alhamdulillah para mantan buruh migran di Desa Wisata Hanjeli kami berdayakan sesuai kemampuannya masing-masing, ada di bidang rumah baca sauyunan, rumah aksesoris hanjeli, masak dan bidang lainnya,” terangnya.
“PR terbesar kami adalah bagaimana mereka tetap berdaya dan mandiri kedepannya untuk kebutuhan hidup. Semoga saja ada banyak yang mau ikut terlibat langsung untuk pemberdayaan ibu-ibu mantan buruh migran untuk kelangsungan hidup mereka,” pungkasnya. []
Foto Facebook Asep Hidayat