December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Keutamaan Beri’tikaf pada Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

2 min read

JAKARTA –  Itikaf adalah salah satu amalan sunah yang dianjurkan dilakukan umat Islam selama Ramadan. Pada dasarnya, itikaf bisa dilakukan kapan saja. Namun, akan lebih baik jika dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadan.

Itikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah hanya kepada Allah SWT. Selama itikaf, umat Muslim juga bisa menambah niat lainnya. Misal niat berzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah, niat berdoa untuk meminta petunjuk dan rahmat dari Allah. Semua niat ini muaranya sama, yakni beribadah kepada Allah SWT.

Dikutip dari Cnnindonesia.com, berikut ini rukun itikaf:

 

  1. Niat.
  2. Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah salat.
  3. Dilakukan di masjid.
  4. Beragama Islam.

 

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, derajat pahala yang Allah berikan pada umatnya semakin tinggi. Artinya, semakin banyak kita beribadah dan beramal di hari-hari terakhir menjelang berakhirnya Ramadan, maka semakin banyak pula pahalanya.

Berikut 5 keutamaan itikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, dilansir dari Idntimes.com.

 

  1. Peluang Mendapatkan Lailatul Qadar

Untuk bisa bertemu Lailatul Qadar, kita harus memperbanyak ibadah. Dengan melakukan itikaf, kita bisa lebih fokus melakukan ibadah seperti membaca Al-Qur’an dan tafsirnya, berzikir, salat qiyamul lail, dan kegiatan bermanfaat lain.

InsyaAllah jika beritikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan, bisa lebih berpeluang berjumpa dengan malam Lailatul Qadar.

 

  1. Terhindar dari Maksiat

Karena menjauh sejenak dari hiruk pikuk dunia, kita akan lebih terlindungi dari bermacam jenis perbuatan maksiat. I’tikaf bisa mencegah dari kebiasaan bergosip, kalap berbelanja, atau urusan zuhud lainnya.

 

  1. Salat Lebih Khusyuk

Hubungan kita dengan Allah bisa semakin terbentuk jika melakukan i’tikaf. Karenanya, itikaf sekaligus melatih kita lebih khusyuk melaksanakan salat. Karena salat bukan semata-mata untuk menggugurkan kewajiban, namun lebih karena kita membutuhkannya.

 

  1. Evaluasi Diri

Momen beritikaf bisa menjadi ruang untuk mengevaluasi diri sendiri tentang hal-hal negatif yang sudah kita lakukan selama ini. Harapannya, setelah melakukan itikaf, kita bisa menjadi pribadi yang jauh dari perbuatan tercela.

 

  1. Sabar Beramal Saleh

Beritikaf mengajarkan kita menerapkan sifat sabar selama menjalankan amal ibadah. Kita dituntut tidak tergesa-gesa melaksanakan salat, membaca Qur’an, berzikir, menuntut ilmu agama, dan amal saleh lainnya. Itikaf bisa membuat kita lebih merasakan getaran hati saat melakukan ibadah. []

Advertisement
Advertisement