Larut Malam, Polisi Hong kong Bubarkan Demonstran Dengan Tembakan
HONG KONG – Setelah berlangsung sejak dini hari, pagi, siang, petang hingga kembali merambat ke waktu malam, Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang menggelar aksi di Gedung Parlemen. Massa aksi pun berlarian menghindari gas air mata.
Dilansir dari AFP, Selasa (02/07/2019), polisi berhasil masuk ke Gedung Parlemen yang sebelumnya diserbu oleh massa aksi.
Setelah massa menjauh polisi pun bisa berjalan ke ruang utama tanpa menemui perlawanan. Para demonstran sendiri belum sepenuhnya membubarkan diri dari lokasi aksi.
Para demonstran antipemerintah Hong Kong ini kembali beraksi dengan menyerbu dan berusaha memecahkan pintu kaca pada gedung parlemen Hong Kong. Mereka melakukan aksinya dengan menggunakan troli dan tongkat logam, di tengah kemarahan terkait rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang kontroversial.
Otoritas Hong Kong sendiri telah mengumumkan penundaan pembahasan RUU ekstradisi hingga batas waktu yang tak ditentukan. Namun, para demonstran menuntut agar RUU yang mengatur ekstradisi ke China itu dicabut selamanya. RUU itu banyak diprotes karena dikhawatirkan akan melemahkan penegakan hukum di Hong Kong.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (01/07/2019), dalam aksi protes terbaru di luar gedung parlemen atau yang disebut sebagai Dewan Legislatif Hong Kong, para demonstran berusaha memecahkan pintu kaca di sekitar gedung. Mereka menggunakan troli dan tiang dari logam untuk memecahkan pintu kaca.
Aksi para demonstran ini memicu retak-retak pada pintu kaca gedung parlemen Hong Kong. Ratusan polisi antihuru-hara yang memakai helm pelindung dan membawa tongkat berdiri di bagian dalam gedung, tepatnya di balik pintu kaca yang mulai retak.
Sejumlah demonstran terus berusaha memecahkan pintu kaca tersebut. Para demonstran yang memakai helm dan masker pelindung tampak mendorong troli logam yang berisi kardus ke arah pintu kaca pada gedung parlemen.
Aksi para demonstran antipemerintah ini digelar menjelang aksi besar-besaran untuk memperingati penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China tahun 1997 lalu. Ketegangan meningkat saat polisi membentangkan spanduk warna merah yang isinya memperingatkan para demonstran agar menghentikan aksi mereka atau polisi akan menggunakan kekerasan. Sejumlah anggota parlemen pun ikut turun tangan meminta para demonstran untuk menghentikan aksinya. []