Lebih Mulia Mana, Menikahi Gadis Apa Janda ?
JAKARTA – Salah satu anjuran yang disunnahkan Rasulullah Muhammad SAW yakni menikah. Pernikahan merupakan sunnah Nabi yang sangat dianjurkan pelaksanaannya bagi umat Islam.
Bagi seorang pria yang sudah waktunya menikah dan berniat mencari pasangan, bisa memilih menikahi seorang gadis atau janda. Lantas, lebih utama mana antara menikahi seorang gadis atau janda menurut hadis?
Melansir Republika.co.id, Ustaz Firman Arifandi dalam buku Serial Hadis Nikah 1: Anjuran Menikah dan Mencari Pasangan terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, yang paling utama menurut hadis adalah menikahi gadis ketimbang janda.
Ustaz Firman menerangkan, bagi setiap pria yang hendak menikah disarankan mencari perempuan yang masih gadis atau perawan.
Namun, menikahi gadis bukan sebuah kewajiban dalam agama. Anjuran ini juga berlaku untuk perempuan. Mereka juga bisa mengutamakan lamaran dari pria perjaka ketimbang duda.
“Hendaklah kalian menikah dengan perawan, karena mereka lebih segar mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih rida dengan yang sedikit.” (HR Ibnu Majah).
Hadis serupa juga disebutkan dalam riwayat Ahmad. “Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: Nikahilah wanita yang pengasih dan subur, karena aku berlomba dengan umat lain dengan jumlah kalian.” (HR Ahmad).
Ustaz Firman mengatakan, tidak ada larangan dalam Islam jika seseorang telah menambatkan hatinya kepada orang yang sudah duda ataupun janda. Hadis yang menyarankan memilih selain keduanya itu hanyalah bersifat afdhaliyah atau yang lebih utama.
Sebagaimana ketika Jabir bin Abdillah memberitahu Rasulullah SAW bahwa dirinya akan segera menikah dengan seorang janda. Maka Rasulullah SAW sempat mempertanyakannya.
“Kenapa kamu tidak menikahi perawan saja sehingga kamu bisa bermain-main dengannya dan dia bisa bermain-main denganmu?” (HR Bukhari dan Muslim).
Meski demikian, bukan berarti seorang pria tidak boleh menikahi janda. Sebab, ada juga kebaikan yang bisa diambil dengan menikahi seorang janda.
Ketua umum Wadah Silaturahim Khotib Indonesia (Wasathi) Ustaz Fauzan Amin mengatakan, sejatinya yang terpenting di dalam membina rumah tangga adalah tentang pasangan yang membawa kemaslahatan. Namun jika ingin mengikuti jalan Rasulullah SAW yang menikahi janda, itu tidak jadi masalah.
“Akan tetapi jika berkaca kepada Rasulullah sang panutan umat manusia, beliau menikahi beberapa janda dengan alasan untuk memuliakan mereka, yang pastinya mereka dapat membawa kemaslahatan bagi beliau dan syariat Islam yang beliau sebarkan,” katanya dilansir dari Okezone.com.
Imam Nawawi meriwayatkan yang artinya, “Dan disunnahkan tidak menikahi janda yang memiliki anak dari suami terdahulu kecuali adanya kemaslahatan”.
Dalam hal ini al-Mutawali mengatakan bahwa kesunnahan tidak menikahinya dibatasi dengan kalimat “kecuali ada kemaslahatan”. Hal ini karena Rasulullah SAW dulu menikahi Ummu Salamah ra sedang ia memiliki anak dari hasil pernikahannya dengan Abi Salamah ra” (Muhyiddin Syarf an Nawawi, Raudlah ath-Thalibin, Bairut al Maktab al Islami, 1405 H, juz, 7, h. 19). []