Lima Karya Anak Bangsa Indonesia yang “Ditolak” Di Negerinya Sendiri
JAKARTA – Indonesia memiliki banyak sekali karya anak bangsa yang mengagumkan. Berbagai penemuan jenius telah mereka hasilkan. Namun, sejauh mana perkembangan hasil karya anak bangsa yang konon bisa membantu bahkan mengubah dunia tersebut?
Sungguh amat disayangkan, mereka tidak mendapat apresiasi dan cenderung tidak dihargai oleh sejumlah pihak. Berbagai alasan di luar akal sehat serta kekhawatiran para pemangku kepentingan menjadi penyebab kegagalan alat ciptaan tersebut untuk diproduksi secara massal. Alhasil, mereka lebih memilih mengadu nasib di negeri orang ketimbang meratapi nasib buruk.
Inilah 5 karya anak bangsa yang gagal berkembang di negeri sendiri. Antara lain:
Mobil Listrik
Bukan cuma Jerman atau Amerika saja negara penghasil mobil sport terbaik. Negeri gemah ripah loh jinawi juga pernah memproduksi mobil sport canggih yang diberi nama Selo. Pencipta mobil ini adalah seorang pakar mesin, Ricky Elson. Selo memiliki tampilan body mengagumkan, serta ramah lingkungan berkat penggunaan bahan bakar listrik. Sayang sekali, mobil ciptaan Ricky ditolak oleh pemerintah dengan alasan tidak lolos uji emisi. Ironisnya, negara tetangga Malaysia justru tertarik meminang Selo dan dikembangkan lebih lanjut.
Kompor Ramah Lingkungan
Seorang Dosen Universitas Brawijaya, Muhammad Nurhuda berhasil menciptakan kompor biomassa ramah lingkungan. Namun, masyarakat Indonesia lebih memilih kompor gas elpiji yang dinilai lebih praktis dan efisien. Kompor besutan sang dosen justru laris di Norwegia, Peru, Meksiko, Kamboja, India serta negara-negara di benua Afrika. How could it happened?
Alat Terapi Kanker
Alat terapi kanker bernama Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) merupakan penemuan Dr. Warsito Taruno. Fungsinya membunuh sel kanker dengan penggunaan energi rendah yang dipadukan teknologi terapi kanker. Setelah diuji coba, alat ciptaannya berhasil menggugurkan kanker dari tubuh penderitanya. Bagaimana tanggapan lembaga kesehatan Indonesia? Alat ini tidak mendapat izin produksi. ECCT kemudian menarik perhatian Jepang untuk melakukan riset, dan alat Dr. Warsito terbukti efektif memerangi sel kanker. Negeri Sakura pun memesan ECCT kepada sang dokter dalam jumlah cukup besar.
Jet Engine Bracket
Adalah Arfian dan Arie Kurniawan yang menghasilkan penemuan spektakuler ini. Mereka berhasil menjadi juara kompetisi 3D design engineering untuk kategori Jet Engine Bracket (penggantung mesin di pesawat jet), yang diselenggarakan oleh General Electric di Amerika Serikat. Tidak tanggung-tanggung, dua anak bangsa ini mengalahkan sekitar 700 peserta dari 56 negara di dunia. Bahkan mereka juga mengalahkan doktor beserta mahasiswa S3 asal luar negeri pada ajang CAD. For your information, inovasi mereka ditolak mentah-mentah oleh Universitas Diponegoro.
Pemadam Api Cepat
Randall Hartono berhasil mengolah kulit singkong menjadi bahan anti api bertaraf dunia. Ia tidak sengaja menemukannya ketika sedang meneliti saripati kulit singkong untuk bahan pelumas engsel robot. Kemudian ia menumpahkan bahan tersebut di atas nyala api, uniknya api begitu cepat padam. Dari penelitiannya ia menciptakan aneka produk anti api serta cat oles kayu dimana membuat kayu bisa tahan api selama 200 tahun. Produknya berhasil memperoleh sertifikat uji kelayakan dari Australia, Amerika dan Inggris. Bagaimana dengan Indonesia? Hartono tidak diberikan sertifikat tesebut. []