Maraknya PRT Asing di Hong Kong Terjerat Hutang, Anggota Parlemen Hong Kong Mendorong Pemerintah Keluarkan Peraturan yang Membatasi
HONG KONG – Mencuatnya berbagai kasus hutang piutang yang melibatkan pekerja rumah tangga asing di Hong kong beberapa waktu belakangan menjadi perhatian berbagai pihak. Terutama setelah beberapa majikan mengungkapkan ironi yang dialami oleh PRT asing mereka terkait ancaman dan teror dari penagih hutang.
Salah satu pihak yang menyikapi hal tersebut adalah politisi dari DAB, anggota parlemen Hong Kong yang aktif di periode sekarang, Edward Leung Hei.
Dalam keterangan persnya, Leung menyampaikan keprihatinannya secara mendalam atas peristiwa tersebut.
Leung melihat telah terjadi eksploitasi yang dilakukan kalangan rentenir terhadap PRT asing dengan iming iming dan kemudahan mendapatkan pinjaman uang, sementara dibelakangnya ada potensi ancaman yang meresahkan kehidupan sehari-hari PRT asing dan majikannya lantaran konsekwensi yang ternyata tidak masuk akal dan merugikan secara sepihak.
Dalam skema yang terungkap, rentenir menawarkan kemudahan mendapatkan pinjaman, namun demikian batas waktu pembayaran dan bunga yang harus dibayar diluar batas atas yang telah ditentutan oleh regulasi yang berlaku.
Jika pembayaran mangkrak, bunga akan berubah menjadi pokok dengan bunga hitungan baru yang lebih besar lagi.
Saat sudah mengalami jalan buntu dalam pembayaran, rentenir yang memanfaatkan jasa penagih akan melakukan teror dan ancaman kepada PRT asing tersebut berikut majikannya. Tentu saja hal demikian dirasakan sangat menganggu.
Tak tanggung tanggung, bentuk ancaman yang dilakukan sering berupa pelecehan dengan gambar-gambar tidak senonoh hasil rekayasa AI hingga perusakan properti.
Sejak bulan April 2024 hingga sekarang, partai DAM menyatakan telah menerima 20 aduan kasus demikian.
Karena hal tersebut, DAB mendorong kepada pemerintah Hong kong untuk mengambil langkah tegas, dengan mengeluarkan regulasi agar hal demikian tidak terus menerus terjadi.
Sementara, disisi lain, kegiatan aktif untuk meningkatkan pengetahuan dan literasi keuangan pada kalangan PRT asing dirasa juga sangat penting. []