April 22, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Membedah Konten Pornografi yang Selalu Ramai Diminati

3 min read

ApakabarOnline.com – Dampak buruk pornografi mungkin bukan hal asing bagi masyarakat awam. Pemberantasan juga selalu dilakukan warga dan pihak berwajib. Namun, industri justru makin meningkat seiring pemberantasan yang terus dilakukan. Situs antipornografi Fight The New Drug mengatakan, penikmat pornografi online makin meningkat di 2019 seiring penggunaan media sosial dan teknologi internet.

Polres Tangerang Selatan misalnya, berhasil membongkar layanan bugil live streaming via aplikasi Joy Live pada Jumat (28/12/2018). Sebelumnya, di Jawa Barat puluhan pelajar SMA juga diperiksa terkait penyebaran kasus video porno online.

Dinukil dari Health Detik, industri pornografi yang bernilai miliaran rupiah sebetulnya tak akan sepi peminat. Menurut situs tersebut, tingginya peminat diakibatkan sifat industri yang memanfaatkan karakter alami manusia terkait dorongan seks dan keingintahuan.

Industri pornografi kemudian memelintir informasi, sehingga hubungan seks tak lebih dari pelampiasan nafsu. Pria digambarkan sebagai pihak yang dominan, sedangkan wanita adalah obyek seks yang kadang disertai tindak kekerasan. Manusia juga dinilai hanya berdasar tampilan fisik dan sex appeal bukan karakter positif.

Kesalahan penerimaan informasi berisiko terjadi pada remaja yang mengakses konten porno. Sejumlah riset juga memaparkan risiko kecanduan pada mereka yang menyaksikan materi porno.

Dikutip dari situs berita Independent, pemerintah Inggris berusaha mengerem risiko ini dengan tindakan tegas pada penyedia konten internet. Inggris akan melarang semua konten pornogafi online di awal 2019 termasuk pada media sosial. Pengakses konten porno harus mengisi keterangan usia dan menunggu hasil verifikasi dengan data kependudukan.

“Target ini mundur dari yang seharusnya diterapkan pada April 2018. Namun kami ingin memastikan efektivitas aturan yang memaksa seluruh layanan internet mematuhinya. Media sosial seharusnya bisa bertindak lebih cepat terhadap pornografi,” kata Menteri Kebudayaan, Pendidikan, dan Industri Kreatif Inggris Margot James.

Tanpa aturan tegas, pornografi selalu punya jalan menemui pengaksesnya. Patut menjadi catatan, seks adalah hal yang alami sedangkan porno adalah buatan manusia. James tak yakin aturan ini bisa sepenuhnya memblokir konten porno, karena industri pasti akan menemukan cara baru untuk mendapatkan untung. Namun ketegasan pemerintah bisa menjadi perhatian penyedian konten internet, untuk lebih serius membatasi akses konten porno bila tak ingin kena sanksi.

 

Siapa Penikmat Pornografi Online ?

Sebuah riset yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine membagi penikmat video porno online ke dalam tiga kelompok. Kelompok tersebut adalah recreational, compulsive, dan distressed seperti dikutip dari New York Post. Ketiganya memiliki profil kehidupan dan durasi menonton yang berbeda.

Studi yang dilakukan Universite Laval di Quebec, Kanada ini menempatkan kelompok recreational sebagai penikmat video porno yang paling sehat. Sebanyak 75 persen dari total responden dalam studi tergabung dalam kelompok ini. Recreational yang didominasi perempuan ini memiliki pasangan di kehidupan nyata. Mereka menonton video porno rata-rata selama 24 menit per minggu. Kelompok rekreational juga memiliki tingkat kepuasan seksual tinggi, serta berisiko rendah mengalami disfungsi dan hiperseksual.

Kelompok tersehat kedua adalah distressed yang menonton video porno selama 17 menit per minggu. Sesuai namanya, kelompok ini menyaksikan materi dewasa sebagai pelampiasan emosi. Riset tidak melaporkan jumlah responden yang memiliki pasangan atau hidup sendiri dalam kelompok ini. Distress memiliki tingkat kepuasan seksual lebih rendah daripada recreational, dengan risiko lebih tinggi mengalami disfungsi dan hiperseksual.

Compulsive menjadi kelompok yang paling tidak sehat dengan 11,8 persen dari total responden. Mereka nonton video porno hingga 110 menit per minggu. Kelompok ini memiliki tingkat kepuasan yang sulit terpenuhi dan tidak aktif secara seksual. Kelompok yang didominasi pria ini berisiko paling tinggi mengalami disfungsi dan hiperseksual.

Dengan riset ini, menonton video porno tidak jadi masalah bagi sebagian orang. Namun hal sebaliknya bisa terjadi pada individu yang tidak punya pelampiasan gairah, atau memiliki keterbatasan seksual. Namun dengan alasan apapun, nonton video porno sebaiknya dihindari karena berisiko menimbulkan ketergantungan. []

 

Advertisement
Advertisement