Mengapa Manusia Gemar Pamer ?
JAKARTA – Saat berkumpul dengan keluarga di Hari Raya Lebaran kita pasti tak asing lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh keluarga atau kerabat. Pertanyaan ini pun banyak yang membuat kita tak nyaman untuk menjawabnya. Lebaran juga kerap menjadi ajang orang-orang untuk pamer pencapaian mereka.
Adapun, salah satu yang menimpa banyak orang yang telah memasuki usia 25 ke atas namun belum memiliki pasangan adalah pertanyaan “kapan nikah?”
Lantas, mengapa manusia senang pamer?
Sebenarnya ada banyak alasan mengapa seseorang senang memperlihatkan dirinya. Namun, sebagian besar sikap pamer ini muncul bergantung pada lingkungan tempat orang itu berada.
Alasan Mengapa Manusia Senang Pamer
Merasa insecure
Orang yang merasa pamer biasanya justru merasa takut, malu hingga insecure dengan dirinya. Untuk menutupi semua itu, ia pun akhirnya memamerkan pencapaian dirinya agar mendapat pengakuan dari banyak orang.
Jika seseorang merasa hebat, ia tidak merasa perlu memberi tahu siapa pun tentang hal itu. Namun jika menurut mereka tidak tahu bahwa ia hebat, orang tersebut harus berusaha menunjukkan kehebatannya.
Namun, munculnya perasaan ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti orang tersebut pernah dirundung karema kekurangannya atau memiliki rasa trauma. Sayangnya, rasa trauma itu tak bisa diobati dengan baik sehingga membuat dirinya terus terjebak pada sikap ini.
Pengalaman masa kecil
Pengalaman masa kecil membentuk banyak perilaku seseorang saat dewasa. Seorang anak yang diberi banyak perhatian dan sanjungan atau dimanja oleh keluarganya, ada kemungkinan ia berusaha mempertahankan perhatian itu hingga akhirnya muncul sikap pamer.
Ini sering kali terjadi pada anak bungsu, tunggal atau anak yang dimanja. Sejak kecil setiap keinginan harus dituruti dengan menunjukkan sikap tantrum. Orang tua yang tak tepat menangani tantrum anak bisa membuat mereka tumbuh jadi sosok pemenang di setiap kesempatan. []