Mengenal Lebih Dekat Sosok Li Ka-Shing, Orang Terkaya di Hong Kong yang Awalnya Seorang Pengungsi
HONG KONG – Li Ka-shing merupakan sosok tak asing di Hong Kong. Bahkan, raja bisnis miliarder asal Hong Kong ini bahkan juga mendapatkan julukan Superman. Li Ka-shing tak hanya sebagai pendiri CK Hutchison Holding, tapi juga seorang investor sekaligus filantrop.
Seperti yang dilansir dari laman Business Chief Asia, saat ini Li Ka-shing dinobatkan sebagai orang terkaya di Hong Kong, sekaligus orang terkaya keempat di Asia. Menurut Forbes, kekayaan bersihnya mencapai US$39 miliar atau sekitar Rp 610 triliun, serta sosoknya secara luas dianggap sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Asia. Tidak mengherankan jika Li Ka-shing diberi julukan Superman karena kecerdasannya dalam membuat kesepakatan dan berinvestasi.
Lalu, bagaimana Li Ka-shing bisa sukses memiliki banyak bisnis? Berikut penjelasannya.
Kisah Sukses Li Ka-shing
Li Ka-shing pada usia 12 tahun dikabarkan tiba di Hong Kong pada tahun 1940 sebagai pengungsi, saat Tiongkok dilanda perang. Setelah itu, Li terpaksa mencari pekerjaan di pabrik pada usia 14 tahun setelah ayahnya meninggal dunia.
Di pabrik plastik, Li disebut harus bekerja 16-20 jam sehari. Meski begitu, kinerjanya mendapatkan perhatian dari perusahaan di mana akhirnya ia menjadi salesman terbaik di pabrik dan dipromosikan menjadi manajer pabrik pada usia 18 tahun.
Li muda sangat berambisi dan berjiwa wirausaha. Pada tahun 1950 saat usianya 22 tahun, ia mulai membuat bisnis manufaktur plastiknya sendiri, yaitu Cheung Kong Industries.
Ia membuka pabrik pertamanya dengan simpanan dan pinjaman sebesar 6.500 USD dari anggota keluarganya. Di antara banyak klien perusahaan, Hasbro menugaskan pabrik tersebut untuk membuat boneka GI Joe untuk diekspor ke Amerika Serikat.
Li Ka-shing Tak Membatasi Diri di Industri Plastik
Tak hanya ingin berkecimpung di industri plastik, Li Ka-shing mulai mengembangkan perusahaannya menjadi perusahaan investasi real estate terkemuka di Hong Kong yang tercatat di bursa saham Hong Kong pada tahun 1972.
Ia bahkan kerap disamakan dengan Warren Buffett dan dikenal sebagai orang yang cerdas dalam melakukan investasi properti lokal. Hal itu tercermin dalam perilakunya yang sering kali membeli investasi saat orang lain menjual, termasuk saat mengakuisisi properti Hong Kong selama revolusi kebudayaan pada tahun 1967.
Setelah memperkuat kekayaannya melalui berbagai investasi properti lokal, Li mulai melakukan diversifikasi dan melakukan investasi cerdas dan strategis ke sektor-sektor yang sedang berkembang, termasuk pelabuhan, energi, ritel, telekomunikasi, dan bioteknologi.
Li Ka-shing Membangun Kerajaan Bisnis di Hong Kong
Pada 1979 Li melakukan akuisisi penting, pertama di Hutchison Whampoa dan menjadi orang pertama asal Tiongkok yang memiliki salah satu perusahaan yang didirikan oleh Inggris, dan mendominasi perekonomian Hong Kong sejak didirikan pada tahun 1941. Selain itu, pada 1979, Li mengakuisisi Hongkong Electric Holdings sebelum memasuki pasar saham pasar telekomunikasi seluler pada tahun 1983.
Pada tahun 2015, pengusaha miliarder ini melakukan restrukturisasi kepemilikan utamanya menjadi dua perusahaan, satu yang mengoperasikan aset propertinya (CK Asset Holdings) dan yang lainnya (CK Hutchison Holding) memegang sisanya, termasuk CK Infrastructure Holdings dan Power Assets Holdings.
Sekarang grup tersebut menjalankan berbagai bisnis mencakup telekomunikasi, layanan pelabuhan, ritel, energi, dan infrastruktur dan telah menjadi pemimpin dunia dalam layanan pelabuhan, memegang saham di 54 pelabuhan di 25 negara, dan pemimpin di industri telekomunikasi yang melayani 176 juta pelanggan di seluruh dunia.
Salah satu ritel kelas dunia yang termasuk adalah Watson Group yang merupakan pengecer produk kesehatan dan kecantikan global terkemuka di dunia.
Li Ka-shing Tetap Menjalankan Frugal Living
Meski ia adalah miliarder dan jadi orang terkaya di Hong Kong, Li Ka-shing tetap dikenal akan sifat berhematnya. Mungkin kamu sudah mengenal sebagian besar CEO miliarder membanggakan pakaian, sepatu, mobil, dan jam tangan yang mewah dan mahal, tapi Li Ka-shing tidak memilikinya.
Seperti yang dilansir dari laman Tharawat Magazine, Li Ka-shing menjelaskan bahwa usahakan meminimalisir beli baju dan sepatu. Simpan uang dan belilah hadiah untuk orang tercinta, dan beritahu mereka rencana dan tujuan keuanganmu.
Li Ka-shing percaya bahwa mempraktikkan kebiasaan berhemat akan memberikan lebih dari sekadar mengedepankan penampilan luar yang lebih baik, tapi juga menciptakan rasa kedamaian pada batin.
Li Ka-shing Berkontribusi untuk Masyarakat
Selain kehebatannya dalam bidang bisnis, Li terkenal di Hong Kong dan di seluruh Asia karena kemurahan hatinya. Di bidang pendidikan, Li mendirikan Li Ka-shing Foundation pada tahun 1980 dengan tujuan untuk memupuk budaya memberi, mendukung reformasi pendidikan dan memajukan penelitian medis.
Tahun berikutnya, ia mendirikan satu-satunya universitas negeri yang didanai swasta di Tiongkok, Universitas Shantou, dan melalui keduanya Li disebut telah menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk amal bahkan lebih dari US$3,8 miliar dengan lebih dari 80% berfokus pada Tiongkok Raya.
Itu tadi Beauties, kisah inspiratif Li Ka-shing yang sukses jadi orang terkaya di Hong Kong. Melalui kisahnya tersebut, tentu kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita bisa mewujudkan mimpi kita apapun keadaan kita saat ini.[]