December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mengenang Peristiwa Didirikannya Nahdlatul Ulama

4 min read

JAKARTA – Nadhlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri di Surabaya pada 31 Januari 1926 atau 13 Rajab 1344 H. Sejarah mengatakan bahwa NU lahir berkat kegigihan para kalangan pesantren untuk melawan kolonialisme. Lantas apa yang menjadi cikal bakal lahirnya NU dan siapa sosok yang mendirikan NU?

Nadhlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri di Surabaya pada 31 Januari 1926 atau 13 Rajab 1344 H. Sejarah mengatakan bahwa NU lahir berkat kegigihan para kalangan pesantren untuk melawan kolonialisme. Lantas apa yang menjadi cikal bakal lahirnya NU dan siapa sosok yang mendirikan NU?

 

Mengenal Lebih Dalam tentang Nadhlatul Ulama (NU)

Nadhlatul Ulama (NU) merupakan kata serapan bahasa arab terdiri dari Nadhlah (Kebangkitan) dan Ulama (Ulama). Nama tersebut dicetus oleh KH. Mas Alwi Abdul Aziz. Nadhlatul Ulama merupakan organisasi keagamaan yang berakidah ahlussunnah waljamaah atau aswaja yang bersumber pada Al-qur’an, sunnah, ijma yang berarti keputusan-keputusan para ulama. Tokoh yang berperan antara lain KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbulah dan para ulama pada masa itu.

Nadhlatul ulama merupakan organisasi yang lebih menonjolkan sifat keulamaan dalam arti kepengurusan organisasinya terdiri dari kalangan ulama atau kiai. Lahirnya NU berakar dari masalah masyarakat, seperti kemiskinan, kebodohan, kesewenang-wenangan penguasa dibuatnya organisasi ini untuk memecahkan masalah tersebut lebih secara keislaman.

Dalam bidang-bidang hukum Islam menganut salah satu ajaran dari empat mahzab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali). Biasanya dalam praktik-praktik kiai Nadhlatul Ulama (NU) menganut kuat mahzab Syafi’i. Soal tauhid (ketuhanan), menganut ajaran Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Matudrizi. Dalam bidang tasawuf, NU menganut dasar-dasar ajaran Imam Abu Qosim Al-Junaidi.

 

Sejarah Nadhlatul Ulama

Sebelum terbentuknya NU, pada tahun 1916 terbentuk sebuah organisasi yang berkembang pesat yakni pergerakan Nadhlaltul Waton (Kebangkitan Tanah Air) yang memiliki banyak pesantren, Nadhlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran) dan disusul Nadhlatul Tujjar (Pergerakan kaum saudagar) di tahun 1918. Jadi Nadhlatul Ulama berdiri melanjutkan organisasi yang sudah ada, namun dengan ranah dan tujuan yang lebih luas.

Kepengurusan Nadhlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari dipilih sebagai Rais Aam Syuriah pertama. Haji Hasan Gipo dipilih menjadi Ketua Tanfidziyah. Pada tahun 1924 di Arab Saudi terjadi perbaharuan arus oleh Syarif Husein, Raja Hijaz (Makkah) yang berpaham Sunni ditaklukan oleh Aziz bin Saud yang beraliran Wahabi.

Saat itu Raja Saud di Arab Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW dan juga Raja Saud menolak kebijakan bermahzab di wilayah kekuasaannya, karena Ia ingin menerapkan Wahabi sebagai mahzab resmi kerajaan.

Akibat hal tersebut, para santri dari kalangan pesantren membuat degalasi yang dinamakan komite Hijaz dan panggilan dari saudara umat muslim yang dikomando langsung oleh KH. Wahab Hasbullah.

Komite Hijaz mengundang para ulama terkemuka diberbagai negara untuk hadir dalam muktamar di Mekkah. Saat ituKH. Raden Asnawi Kudus sepakah dipilih sebagai orang yang diutus menjadi komite Hijaz. Nadhlatul Ulama ini atas usul KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz yang mengutus KH. Raden Asnawi.

Melihat hal tersebut, Raja Saud membatalkan kebijakannya dan berhasil membuat Makkah bebas untuk melaksanakan sesuai dengan mahzabnya masing-masing. Nadhlatul Ulama dibentuk sebagai organisasi antasipasi perkembangan zaman dan dibentuk untuk mempertahankan agar Islam tradisional di Indonesia tidak luntur.

Sejarah membuktikan bahwa Nadhlatul Ulama (NU) lahir bukan semata untuk memecahkan masalah masyarakat tanah air, masalah kemiskinan, masalah penjajahan tetapi juga menegakan warisan dan budaya peradaban Islam yang telah diperjuangkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

 

Perkembangan Nadhlatul Ulama di Tiap Masa di Indonesia

 

  1. Nadhlatul Ulama Masa Pra-Kemerdekaan

Organisasi NU pada masa itu mampu menjadi tiang pengantar terhadap lahirnya negara kesatuan republik Indonesia. NU kala itu disegani oleh penjajah membuat kekuatan ulama yang berada dalam Nadhlatul Ulama mampu menjadikan kepentingan Islam dan juga kepentingan bangsa Indonesia menjadi tonggak lahirnya NKRI.

 

  1. Nadhlatul Ulama Masa Kemerdekaan

 

Masa Orde Lama

Nadhlatul Ulama (NU) menetapkan berdiri menjadi partai politik karena menghadapi komunis. Saat itu, organisasi NU membutuhkan kekuatan dan pola yang sama. Dengan suara yang keras Nadhlatul Ulama (NU) akhirnya mampu mempertahankan dasar negara pancasila

 

Masa Orde Baru

Posisi Nadhlatul Ulama (NU) dengan organisasi Islam lainnya kembali menjadi organisasi sosial keagamaan dan sepakat mendirikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

 

Masa Reformasi

Dimasa reformasi Nadhlatul Ulama bersepakat kembali ke khittah yakni murninya NU sebagai organisasi sosial keagamaan dan mengambil jarak yang sama terhadap partai politik yang ada. Sehingga Nadhlatul Ulama bukan milik siapa-siapa lagi melainkan milik potensi bangsa Indonesia.

 

  1. Nadhlatul Ulama di Masa Kini

Setelah mengetahui sejak kapan Nadhlatul Ulama (NU) dibentuk, hampir satu abad berjalan banyak sekali berita pelencengan terhadap NU dimasa reformasi. Terkait fitnah dan isu-isu, hanya saja masyarakat telah bijak untuk menyerap mana informasi benar dan tidak benar. Banyak sekali tuduhan kepada para ulama. Nadhlatul Ulama (NU) sekarang sangat jauh berbeda, namun NU tetap berpendirian pada Islam dengan perantara ulama.

Organisasi ini pun senantiasa berusaha menekankan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap khazanah budaya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

NU dalah organisasi keIslaman yang masih berjaya sampai saat ini. Hingga kini, Organisasi Nadhlatul Ulama memiliki kepengurusan tingkat kampung atau dusun. []

Advertisement
Advertisement