Meski Tengah Didalami Polisi, Kemnaker Bentuk Tim Investigasi 5 CPMI Kabur dari Lantai Tiga Gedung Penampungan PT CKS Malang
MALANG – Telah berlalu sejak tiga hari yang lalu, perkembangan kasus 5 orang CPMI yang melarikan diri dengan cara menuruni tembok gedung berlantai tiga penampungan PT CKS Malang masih terus giat dilakukan beberapa pihak.
Kepolisian melalui Polresta Malang Kota terus mendalami kasus 5 calon pekerja migran yang kabur dari Balai Latihan Kerja (BLK) PT Central Karya Semesta (PT CKS) di Jalan Raya Rajasa, Bumiayu, Kota Malang. Sejauh ini sebanyak 7 saksi telah diperiksa oleh polisi.
“Kita sudah melakukan pemeriksaan kepada 7 orang saksi baik dari warga dan juga manajemen PT,” ujar Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo, Jumat (11/06/2021).
Tinton menambahkan, dari 5 CPMI yang berusaha kabur, 3 dari mereka mengalami luka luka serius dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.
Tiga CPMI yang mengalami luka serius berasal dari Lombok dan Sumbawa Nusa Tenggara Barat.
“Korban luka pertama berinisial BI (24) berasal dari Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, korban luka kedua berinisial F (24) berasal dari Jonggat, Lombok Timur, dan korban luka ketiga berinisial M (32) berasal dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat” terang Tinton.
Tiga PMI yang terluka disebutkan mengalami luka mulai patah tulang hingga luka di kepala.
Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menerjunkan tim untuk menginvestigasi insiden yang menimpa 5 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) di PT CKS ini.
“Menaker menurunkan Tim Pengawas Ketenagakerjaan ke lokasi kejadian untuk menangani kasus tersebut dengan baik, ” ujar Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang, di Jakarta, Jumat (11/06/2021).
Dalam arahannya kepada tim pengawas ketenagakerjaan, Haiyani menegaskan agar tim bertindak cepat dan cermat. Kasusnya harus dipetakan apakah 5 orang yang diduga CPMI melompat tersebut sedang mengikuti pelatihan keterampilan atau ditampung akan diberangkatkan bekerja ke luar negeri.
“Saya minta kasusnya harus didalami dengan baik. Peristiwa ini sangat mengejutkan, di tengah-tengah adanya pembatasan penempatan PMI karena pandemi, muncul berita lima orang diduga CPMI melompat dari gedung BLK luar negeri, ” pungkas Haiyani. []