October 28, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mood Besok Ditentukan Hari Ini

3 min read

JAKARTA – Dalam hidup modern yang serbaterhubung, kebahagiaan sering kali terasa seperti hasil dari sesuatu yang besar: liburan panjang, pencapaian karier, atau momen monumental lain. Tapi penelitian baru menunjukkan bahwa sumber kebahagiaan bisa jadi lebih sederhana dan dekat dari yang kita kira: sesederhana berdiri dari kursi dan melangkah sebentar.

Temuan ini datang dari studi terbaru yang dilakoni sejumlah peneliti dari Monash University di Australia. Hasil riset sudah diterbitkan di Jurnal Psychology of Sport and Exercise, baru-baru ini. Para peneliti menelusuri bagaimana rutinitas harian—terutama seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk duduk, tidur, atau bergerak—berhubungan dengan suasana hati keesokan harinya.

Hasilnya memperlihatkan satu pola konsisten: semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, semakin besar kemungkinan seseorang merasa lesu dan kurang bersemangat esok hari. Sebaliknya, hanya dengan mengganti sebagian waktu duduk dengan aktivitas ringan, mood bisa naik signifikan dalam 24 jam.

Penelitian melibatkan 354 orang dewasa muda dengan rata-rata usia 22 tahun. Para partisipan mengenakan alat pemantau aktivitas di pergelangan tangan selama satu hingga dua minggu untuk merekam setiap menit dalam 24 jam—dari waktu tidur hingga saat terjaga. Setiap malam, mereka mengisi survei untuk menilai suasana hati mereka: apakah merasa positif, penuh energi, atau tenang.

Para peneliti membagi keseharian manusia ke dalam lima kategori perilaku yang saling meniadakan (mutually exclusive), yakni tidur, terjaga di tempat tidur (misalnya sambil menggulir ponsel atau membaca), duduk diam (perilaku sedentari), aktivitas ringan seperti berjalan santai, berdiri, atau mengerjakan pekerjaan rumah, dan aktivitas sedang hingga berat seperti jogging atau bersepeda.

Hasilnya cukup tegas: partisipan yang mengganti sebagian kecil waktu duduk dengan aktivitas ringan merasakan perbedaan signifikan pada hari berikutnya. Mereka melaporkan peningkatan energi, kewaspadaan, dan optimisme—perasaan yang oleh peneliti disebut sebagai high-arousal positive affect.

Menariknya, efek positif ini tidak hanya terjadi pada orang yang secara umum aktif. Bahkan perubahan kecil dalam rutinitas—seperti berjalan saat menelepon atau berdiri lebih lama di antara jam kerja—sudah cukup untuk memperbaiki suasana hati.

“Tidak perlu ke gym atau olahraga intens. Cukup duduk lebih sedikit dan bergerak sedikit lebih banyak, dan itu sudah berdampak langsung pada perasaan di hari berikutnya,” ujar Yue Liao dari University of Texas di Arlington, salah satu penulis studi, seperti dikutip, Senin (27/10).

Sebaliknya, ketika waktu untuk bergerak—baik ringan maupun sedang—digantikan dengan lebih banyak duduk, para peserta melaporkan penurunan mood dan peningkatan rasa mudah terganggu. Sementara durasi tidur dan waktu terjaga di tempat tidur ternyata tidak berpengaruh besar terhadap suasana hati.

 

Pie waktu

Para peneliti menggambarkan hasilnya dengan metafora “pai waktu” selama 24 jam. Setiap hari, kita hanya memiliki satu pai utuh, dan menambah waktu di satu sisi berarti mengurangi bagian di sisi lain.

Dari perspektif ini, keseimbangan kecil—seperti memindahkan 30 menit dari duduk menjadi aktivitas ringan—sudah cukup menciptakan perubahan emosional yang nyata.

“Semua perilaku itu, apa pun bentuknya—tidur, duduk, atau bergerak—pada akhirnya tetap berjumlah 24 jam. Dari sudut pandang itu, ketika seseorang menukar sebagian waktu duduknya dengan aktivitas ringan, hal itu secara konsisten memprediksi suasana hati yang lebih baik di hari berikutnya. Itulah poin utamanya,” imbuh Liao.

Christopher Bergland, penulis buku The Athlete’s Way, mengatakan temuan Liao cs penting lantaran sebagian besar waktu kita di era modern seperti sekaran ini dihabiskan untuk duduk, baik saat bekerja, bersantai, maupun bersosialisasi.

“Temuan ini menghadirkan strategi kesehatan mental yang sederhana namun efektif. Para peneliti menyebut hasil studi ini sebagai “stepping-stone evidence”, bukti awal menuju pemahaman pola aktivitas harian yang paling optimal bagi suasana hati,” ujar Bergland seperti dikutip dari Psychology Today.

Bergland menyarankan agar temuan itu diaplikasikan dalam rutinitas sehari-hari. “Kita memang tidak bisa mengendalikan semua hal tentang hari esok, tetapi kita selalu bisa memilih—akan menjalaninya sambil duduk diam, atau berdiri dan mulai bergerak,” imbuhnya.  []

 

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply