April 17, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Padamnya Listrik Di Sebagian Besar Wilayah Jatim, Merembet Hingga Bali

2 min read

Suplai listrik dari PLTU Pacitan, Jawa Timur (Jatim), mengalami gangguan pagi tadi. Akibatnya, listrik di sebagian wilayah barat Jatim terpaksa dipadamkan Rabu (05/09/2018) kemarin.

Pemadaman yang disebabkan gangguan pada pembangkit dan sistem transmisi ini pada awalnya dilakukan oleh PT PLN (Persero) guna mengantisipasi pemadaman total di seluruh wilayah Jawa-Bali.

Pengadaan listrik kemudian diambil alih oleh PLTU Paiton, Probolinggo. Namun, PLTU Paiton pada akhirnya juga mengalami kendala yang sama.

Akibatnya, wilayah yang mengalami pemadaman listrik pun meluas hingga antara lain wilayah kabupaten Madiun, Ponorogo, Pacitan, sebagian Kediri bagian barat, Jember, Situbondo, Banyuwangi, dan pulau Madura.

“Secara SOP, secara prosedur harus lepas. Kalau tidak lepas akan membahayakan sistem Jawa-Bali agar tidak terjadi blackout atau padam total yang berdampak pada padamnya sebagian di daerah pelanggan di Mojokerto, Kediri, Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung,” ungkap Manager Komunikasi Hukum dan Komunikasi PLN Distribusi Jatim, Dwi Suryo Abdullah, kepada detikcom, Rabu (05/09/2018).

PLN menargetkan wilayah yang terkena pemadaman sudah menikmati listrik normal pada pukul 15.30 WIB. Namun, hingga artikel ini terbit, pemulihan di Jawa Timur dan Madura belum mencapai 100 persen.

Pemadaman tersebut justru merembet dan menghampiri Bali. Sejak pukul 12.46 WITA, listrik di seluruh Bali padam sehingga menimbulkan banyaknya keluhan warga dan para pengusaha pariwisata.

Wakil ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Anak Agung Adhi Ardhana, mengatakan pemadaman total akan berdampak buruk bagi pariwisata Bali. Apalagi pelayanan pariwisata kini rata-rata menggunakan teknologi berbasis daring, seperti pemesanan hotel, tiket, dan sebagainya.

“Pemadaman total jelas membuat pelayanan tidak maksimal. Pariwisata ini kan sangat sensitif, pelayanan terganggu sedikit saja bisa berdampak luas,” tutur Ardhana seperti dikutip Kompas.com, Rabu (05/09/2018).

General Manager PLN Bali Nyoman Astawa memperkirakan, meskipun masih dalam pemulihan, pemadaman ini diprediksi akan terjadi selama enam jam. Hingga pukul 17.00 WITA, baru 75 persen wilayah Bali yang sudah pulih. Sedangkan sisanya masih diupayakan mendapat pasokan listrik dari pulau Jawa.

Hingga saat ini pun PLN belum menghitung seberapa besar kerugian yang ditimbulkan karena pemadaman tersebut. Kendati merugi, PLN tetap meminta maaf kepada seluruh pelanggan yang merasakan dampaknya.

“Atas nama PLN (Persero), mohon maaf atas terganggunya kenyamanan pelanggan yang diakibatkan ganguan di Paiton,” pungkas Dwi.

Peristiwa pemadaman ini bukan yang pertama terjadi pada 2018. Pada Agustus ini saja ada sejumlah daerah yang terkena pemadaman karena kena imbas pemeliharaan jaringan. Antara lain wilayah Yogyakarta, Sambas (Kalimantan Barat), dan Karimun (Kepulauan Riau).

Padahal, daerah-daerah ini sebenarnya tidak termasuk ke dalam wilayah yang kerap terkena pemadaman.

Pemadaman listrik di Indonesia sejatinya pun bukan barang baru. Hal itu bisa dilihat pada data publikasi Statistik Perumahan dan Permukiman 2016 dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Modul Kesehatan dan Perumahan (Susenas MKP) keluaran Badan Pusat Statistik.

Menurut data tersebut, sebagian besar rumah tangga di provinsi di luar Jawa mengalami pemadaman listrik lebih dari 10 kali selama satu tahun. Misalnya di Gorontalo (80,7 persen), Kalimantan Tengah (76,15 persen), Sulawesi Utara (72,83 persen), dan Riau (72,49 persen).

Sementara itu, Bali adalah wilayah atau provinsi yang paling jarang mengalami pemadaman lebih dari 10 kali atau sekitar 0,73 persen. Setelah Bali adalah DKI Jakarta dengan skor 8,56 persen. [TS]

Advertisement
Advertisement