Pandangan Islam Tentang Inflasi dan Cara Menghadapinya
JAKARTA – Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya inflasi menyebabkan turunnya nilai uang rill terhadap suatu komoditas.
Istilah inflasi dalam Al-Qur’an dan hadits tidak pernah tersurat. Karena permasalahan inflasi muncul pada masyarakat modern karena beberapa sebab yaitu daya konsumtif masyarakat yang berlebih.
Namun, sebelum timbulnya masalah inflasi, dalil Al-Qur’an dan hadist telah memberikan petunjuk bahwa manusia pada dasarnya sangat mencintai materi.
Seperti pada QS Ali Imran: 14, yang artinya:
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kencintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang”.
Dalam rangka membatasi keinginan konsumtif manusia, pada QS At Takaatsur:1-8 dan QS Al Humazzah:1-9 telah memberikan peringatan secara tegas seperti:
“bermegah-megahan telah malalikan kamu, sampai kamu masuk ke kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui”. (QS At Takaatsur:1-8), dan ada di ayat lain, “Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya”. (QS Al Humazzah:1-9).
Adapun dalil Rasulullah SAW yang mengingatkan manusia akan bahayanya kemewahan dunia (materi), dijelaskan bahwa :
“Bergembiralah dan renungkanlah apa yang sesungguhnya mengembirakan kamu. Demi Allah! Aku tidak akan mengkhawatirkan kemelaratan yang menimpa kamu. Tetapi yang aku kuatirkan adalah bila kemewahan dunia menimpamu sebagaimana orang-orang yang sebelum kamu ditimpa kemewahan dunia. Lalu kamu berlomba-lomba dengan kemewahan dan kamu binasa oleh mereka. “
Serta hadist lain dari riwayat yang sama yaitu. “Sangatlah celaka orang yang diperhamba oleh harta, baik berupa emas, perak dan lainnya”. (Hadist Riwayat Muslim).
Bagi umat Islam, beberapa dalil diatas dapat menjadi pegangan dalam berinteraksi sesama manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Dan timbulnya inflasi sebagai masalah perekonomian, tidak terlepas bagi manusia untuk mendapatkan kemewahan duniawi, sehingga melanggar prinsip dalam bermuamalah dalam Islam. Ketahui juga fiqih muamalah jual beli dalam Islam untuk memahami cara penjualan dalam Islam yang benar.
Dampak Inflasi
Inflasi berdampak pada menurunnya nilai uang rill yang beredar di masyarakat. Pendapatan rill masyarakat menurun karena tidak bisa mengimbangi antara pendapatan yang didapatkan dengan kenaikan harga.
Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, hal ini menjadi pengaruh yang sangat besar dengan menurunnya daya beli masyarakat. Biaya produksi dapat meningkat sehingga dapat menghambat jalannya produksi, karena produsen enggan meneruskan produksi dengan biaya produksi yang meningkat.
Cara mengatasi inflasi ini dengan mengurangi ekspor, mengurangi investasi, dan fokus pada kestabilan harga.
Cara Menghadapi Inflasi dalam Islam
Lalu, bagaimana islam menghadapi inflasi yang terjadi ini? Dalam ekonomi Islam dibahas mengenai cara menghadapi inflasi seperti yang dikemukakan oleh Umer Chapra berikut ini:
- Perbaikan Moral
Strategi Islam dalam menghadapi inflasi untuk merealisasikan tujuan Islam adalah terpautnya semua aspek kehidupan dalam meningkatkan moral manusia.
Hal ini mengacu pada inti konsep kesejahteraan dalam Islam. Kesejahteraan setiap umat Islam dapat diwujudkan apabila sudah terpenuhi kebutuhan material dan juga spiritual manusia.
- Pemerataan Distribusi Pendapatan dan Kekayaan
Pendistribusian dapat dilakukan dengan infaq, sadaqah, dan mengerjakan zakat. Kemudian harta itu diberikan kepada masyarakat muslim yang membutuhkan agar meringankan beban hidup saudara muslim.
- Menghapus Riba
Riba menjadi salah satu faktor terjadinya inflasi. Dalam ekonomi Islam, alasan mengapa riba diharamkan dan patut dihindari karena lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaat yang diperoleh. Untuk itu, jenis riba dan contohnya yang harus dihindari menghapus riba berarti menghentikan seseorang dalam berbuat dzalim kepada orang lain.
Selain itu, Husain Shahathah memiliki pendapatnya sendiri dalam mengatasi inflasi, dengan cara berikut ini :
– Pembaruan terhadap sistem moneter dan menghubungkan antara jumlah produksi dan jumlah uang.
– Mengarahkan untuk belanja yang benar-benar dibutuhkan.
– Larangan dalam menimbun harta kekayaan.
– Mendorong dalam berinvestasi.
– Meningkatkan produksi dengan mendorong – masyarakat dalam berproduksi dari segi moral dan materil serta menjaga pasokan barang dalam mengendalikan inflasi.
Solusi Inflasi Perspektif Ekonomi Islam
Secara teori, inflasi tidak dapat dihapus dan dihentikan, namun laju inflasi dapat ditekan sedemikian rupa. Islam sebetulnya pula solusi menekan laju inflasi seperti yang telah dikemukan oleh tokoh-tokoh ekonomi Islam klasik.
Misalnya al-Ghazali (1058-1111) menyatakan, pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang.
Dalam ini al-Ghazali membolehkan penggunaan uang yang bukan berasal dari logam mulia seperti dinar dan dirham, tetapi dengan syarat pemerintah wajib menjaga stabilitas nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi dalam bentuk perdagangan uang.
Ibnu Taimiyah (1263-1328) juga mempunyai solusi terhadap inflasi ini. Ia sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan nilai mata uang dan percetakan uang yang berlebihan.
Ia berpendapat pemerintah seharusnya mencetak uang harus sesui dengan nilai yang adil atas transaksi masyarakat, tidak memunculkan kezaliman terhadap mereka. Ini berarti Ibnu Taimiyah menekankan bahwa percetakan uang harus seimbang dengan trasnsaksi pada sector riil. []
Sumber Islamic Base