Penanganan Pandemi di Indonesia Saat Ini Dalam Posisi Aman Terkendali
JAKARTA – Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, tren kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dalam tiga pekan terakhir. Ini meliputi tren kasus positif, kasus aktif, serta kasus kematian mingguan.
Kasus positif dan kasus aktif sempat mengalami kenaikan selama empat pekan di akhir Oktober. Saat itu, kasus positif mingguan naik dari 19.000 kasus menjadi 46.000 kasus per minggu, dengan rata-rata 6.500 kasus per hari.
“Namun, kenaikan ini tidak berlangsung lama, dan empat minggu terakhir segera mengalami penurunan signifikan kembali menjadi 10.000 kasus per minggu, atau rata-rata 1.400 kasus per hari,” kata Wiku dalam konferensi pers di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/12/2022).
Disampaikan Wiku, jumlah kasus aktif saat ini berada di angka sekitar 29.000 kasus. Terjadinya penurunan kasus juga menurunkan angka kematian akibat Covid-19.
Angka kematian mingguan per 18 Desember 2022 sebesar 174 kasus, dengan rata-rata 24 kasus kematian harian. Di samping itu, rata-rata kesembuhan juga bertahan di angka 96% sepanjang 2022, bahkan berada di angka 97% dalam dua bulan terakhir.
“Melihat data yang ada, perkembangan Covid-19 di Indonesia dapat dikatakan terkendali,” ujar Wiku.
Sementara, melihat situasi kasus Covid-19 secara global, setidaknya ada lima negara yang saat ini tengah mengalami kenaikan kasus, yaitu Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman, dan China.
Kelima negara tersebut masih mengalami penambahan kasus positif rata-rata sekitar 16.000 sampai 142.000 kasus setiap harinya. Sedangkan Singapura dan Thailand terlihat stabil di angka 8.000 dan 3.000 kasus mingguan.
“Melihat kondisi Covid-19 di beberapa negara dunia masih belum terkendali, prinsip kewaspadaan dan kehati-hatian harus tetap kita terapkan,” imbau Wiku.
Disampaikan Wiku, masyarakat memang sudah dapat berkegiatan sehari-hari seperti biasa. Namun, ia mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas, terlebih jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) yang berpotensi mengakibatkan peningkatan angka kasus Covid-19.
“Untuk itu, diperlukan kerjasama dari seluruh pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, penyedia tempat hiburan, dan tentunya seluruh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman Covid-19,” tutur Wiku. []