December 13, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Penempatan PMI Memperkuat Jembatan Persahabatan Indonesia Jepang

2 min read

JAKARTA – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersama Minister of Embassy of Japan, Ueda Hajime melepas sebanyak total 988 Pekerja Migran Indonesia skema penempatan Government to Government (G to G) Jepang dan Korea Selatan di eL Hotel Jakarta, Senin, (17/6/2024).

Dalam sambutannya, Ueda menyampaikan harapannya agar Pekerja Migran Indonesia dapat menjadi jembatan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

“Tahun lalu kita merayakan 45 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Saya berharap kalian semua menjadi jembatan antara Indonesia dan Jepang dan dapat berkontribusi terhadap kedua negara,” ungkap Ueda.

Ueda juga menambahkan bahwa setibanya di Jepang, mereka akan mengikuti pelatihan selama enam bulan dan kemudian berlatih di pusat kesehatan atau rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah di Jepang.

“Sebelumnya kalian telah menyelesaikan proses pelatihan di Indonesia yang panjang dan akan segera berangkat ke Jepang. Pasti ada kecemasan saat memulai perjalanan memasuki menuju dunia baru. Memang sulit bekerja di Jepang yang membutuhkan kedisiplinan, sehingga kalian bisa merasa enggan pada awalnya. Namun, bekerja samalah dengan senior di sana, dan saya yakin 3-4 tahun kalian akan mendapatkan sertifikat nasional,” jelas Ueda.

Sementara itu, Kepala BP2MI menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penghormatan negara kepada Pekerja Migran Indonesia, para penyumbang devisa sebanyak 227 triliun rupiah.

“Hari ini sungguh gegap gempita, membuktikan kalian siap bertarung bekerja ke luar negeri. Kalian tidak lagi berangkat dengan rasa malu, tapi berangkat dengan kepala tegak dan membusungkan dada karena Pekerja Migran Indonesia adalah pejuang bangsa. Negara wajib memberi penghormatan kepada kalian,” ungkap Benny di hadapan 149 Pekerja Migran Indonesia G to G Korea Selatan, 309 Pekerja Migran Indonesia G to G Jepang, dan 530 peserta pembekalan G to G Korea Selatan yang hadir secara luring dan daring.

Meskipun, lanjut Benny, masih ada saja pihak-pihak yang memandang rendah Pekerja Migran Indonesia sebagai beban negara.

“Anggapan seperti itu terus ada. Namun saya sudah disumpah sebagai Kepala BP2MI, dan saya harus menjadi manusia yang bermanfaat. Bagi saya, lebih baik dimarahi pimpinan daripada dimarahi rakyat. Karena itu, tolong bantu pemerintah, bantu kami, kampanyekan hal-hal yang kalian alami untuk bekerja scara prosedural ke Korea Selatan dan Jepang,” terang Benny.

Benny juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus berdiskusi dengan Jepang dan mengajukan tiga permintaan. Pertama, tempat pelatihan diperluas, jangan hanya berada di pulau Jawa agar anak-anak di luar Jawa juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja ke luar negeri. Kedua, penambahan kuota, dan ketiga adalah penambahan sektor jabatan lainnya.

“Permintaan ini sudah saya sampaikan sejak tahun 2020, dan tentu mereka juga membutuhkan waktu untuk memprosesnya. Namun akan tetap kita lakukan usaha-usaha ke depan. Kita ingin menunjukkan kepada negara-negara luar, bahwa jika berbicara tentang pekerja Indonesia, mereka adalah orang-orang yang memiliki keahlian, kompetensi, dan kemampuan berbahasa,” tutup Benny.  []

Advertisement
Advertisement