Pengumuman China Tentang Bertambahnya Korban Meninggal Dunia Karena Virus Corona, Memicu Kepanikan Dunia
HONG KONG – Jelang tahun baru China, pemerintah Negeri Panda melaporkan korban keempat yang meninggal akibat virus corona baru pada hari ini, Selasa (21/01/2019).
Laporan ini membuat panik berbagai negara di dunia seiring dengan liburan panjang yang biasanya diwarnai dengan kegiatan perjalanan bagi warga China di seluruh dunia.
Otoritas kesehatan di dunia mulai memperketat pemantauan dan pemeriksaan di berbagai titik pintu masuk. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia mengadakan pertemuan penting pada esok hari, Rabu (21/01/2020), untuk segera mendeklarasikan darurat kesehatan internasional setelah China memberikan konfirmasi bahwa virus Corona baru tersebut menular melalui kontak manusia.
Kisruh virus Corona baru ini, membuat saham di Asia bertumbangan. Kepanikan ini mengingatkan peristiwa menyebarnya wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menewaskan 800 orang di seluruh dunia.
Mata uang China, Yuan, melemah hampir 0,5% dan menyentuh titik terburuknya dalam satu bulan terakhir. Sementara itu, saham maskapai dan agen perjalanan di pasar Asia mengalami penurunan.
Analis Margaret Yang, Analis dari CMC Markets in Singapore, menuturkan semua warga China di seluruh dunia akan kembali ke China karena ini merupakan liburan Tahun Baru China sehingga dapat membuat situasi tidak terkendali.
“Aksi jual hanya awal, kita akan melihat lebih lagi dalam beberapa hari kedepan,” kata Margaret.
Kasus yang ditemukan sejauh ini telah meningkat hingga tiga kali lipat sejak Senin kemarin (20/01/2020) menjadi 223 kasus. Umumnya, kasus virus ini ditemukan di pusat kota Wuhan, tempat wabah ini pertama kali ditemukan. Kini kasus penyebaran virus ini mulai ditemukan di Beijing dan Shanghai.
Laporan dari Reuters menunjukkan bahwa pasien dengan kasus serupa ditemukan di Thailand sebanyak dua orang, Jepang satu orang dan Korea Selatan sebanyak satu orang.
Pasien dengan virus corona baru ini meninggal pada Minggu (19/01/2020) di Wuhan Municipal Health Commission. Pasien berusia 89 tahun tersebut mengalami penurunan fungsi dan penyakit jantung koroner sejak 13 Januari 2020.
Otoritas kesehatan China, Senin (21/01/2020), menegaskan bahwa virus ini bisa menyebar manusia ke manusia dan sebanyak 15 staf kesehatan telah terinfeksi.
Sejauh ini, pemerintah China masih terus meneliti asal dari virus ini. Namun, WHO mengungkapkan sumber dari virus ini kemungkinan besar adalah binatang seperti yang diduga oleh otoritas terkait di China berasal dari pasar ikan di Wuhan.
“Penyebaran wabah virus corona serupa SARS di Wuhan menimbulkan risiko potensi ekonomi besar untuk kawasan Asia-Pacific sejak adanya bukti transmisi virus dari manusia ke manusia,” ujar Asia Pacific Chief Economist for IHS Markit Rajiv Biswas.
Sejak wabah SARS 2003, pariwisata internasional China tengah meningkat. Jika virus ini menyebar secara global, maka kondisi ini akan bertambah buruk.
Zhong Nanshan, Kepala National Health Commission, menuturkan wabah ini tidak akan menyebar selama pencegahan dini diambil. Penyebaran virus ini masih dalam tahap awal dan China memiliki pemantauan dan sistem kuarantina yang baik untuk mengontrol penyebarannya.
Bandara di Australia akan memulai melakukan pemeriksaan ketat untuk semua penumpang yang berasal dari Wuhan, sementara Singapura telah mengumumkan akan melakukan karantina bagi semua pasien pneumonia, serta orang yang memiliki catatan perjalanan ke Wuhan dalam 14 hari terakhir sebelum menunjukkan gejala penyakit serupa.
Otoritas kesehatan Shanghai menegaskan adanya kasus kedua yang ditemukan di wilayahnya. Seorang pria berusia 35 tahun yang baru pulang dari Wuhan pada awal Januari menunjukan gejala yang ditimbulkan dari virus corona baru tersebut. Pihak otoritas terkait tersebut juga menyatakan tengah memantau empat kasus lainnya.
Virus ini dapat menyebabkan pneumonia dengan gejala panas dan kesulitan bernapas. Gejala ini serupa dengan banyak penyakit pernapasan lainnya.
Bandara di Wuhan telah memasang termometer infrared untuk memantau penumpang. Alat tersebut juga dipasang di stasiun kereta dan terminal bus sejak minggu lalu (14/1/2020). Otoritas bandara di AS dan negara-negara di Asia juga melakukan pemantauan ketat bagi penumpang dari China, khususnya Wuhan. []