Penyuka Sesama Jenis di Blitar Menyumbang 100% Kenaikan Jumlah ODHA

SURABAYA – Penyebaran virus HIV kemudian menjadi Aids di berbagai belahan bumi ini hingga saat ini terus mengalami peningkatan jumlahnya. Salah satu data peningkatan jumlah orang yang hidup dengan HIV Aids atau ODHA terkini adalah di wilayah Blitar.
Sebuah temuan data mengejutkan, telah terjadi peningkatan penderita HIV hingga 100% dibanding tahun sebelumnya di wilayah Blitar.
Baru semester pertama di tahun 2023, tercatat sebanyak 114 kasus baru di Blitar. Angka ini naik hampir 100 persen jika dibandingkan 2022 lalu yang hanya 140 kasus baru selama setahun.
Dari kenaikan kasus baru itu, status karyawan swasta menyumbang jumlah tertinggi yakni sebanyak 44 kasus, disusul ibu rumah tangga 27 kasus, baru kemudian wanita pekerja seks dengan jumlah 9 orang.
Peningkatan jumlah ODHA mencapai 100% dengan jumlah populasi ODHA kategori hubungan laki suka laki (LSL) alias gay, meningkat 2 kali lipat.
Fenomena penyimpangan orientasi seksual itu menjadi perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Keberadaan kaum gay di Blitar menjadi penyumbang kedua terbanyak yang memicu peningkatan jumlah ODHA secara keseluruhan di Blitar.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Blitar, Christine Indrawati, mengakui bahwa pihaknya tidak bisa memonitor secara terbuka jumlah valid gay. Namun, kenaikan signifikan itu terlihat saat mereka memeriksakan diri ke layanan kesehatan dengan hasil positif terpapar virus HIV/AIDS yang semakin banyak.
Dia memaparkan bahwa tahun ini LSL (gay) sebanyak 29 orang terinfeksi HIV/AIDS. Tahun lalu hanya 17. Angka 29 ini merupakan kasus baru, bukan jumlah akumulasi. Artinya ada kenaikan 100% dari komunitas mereka saja. Dan ini baru setengah tahun, pendataan Januari-Juli 2023.
Terkait hal itu, salah seorang pegiat media sosial, Herriy Cahyadi melalui akun twitternya, @herricahyadi, menyampaikan kritik terkait bahaya LGBT dengan nada sarkas.
“Terima kasih, kontribusi kalian sangat maksimal. Kalian pasti sudah tahu kalau pemerintah menyediakan ARV gratis utk kalian, kan? Iya, uang pajak rakyat ratusan milyar dipakai utk ARV agar kalian bisa panjang umur,” tulisnya, dikutip Rabu (2/8/2023).
Dikutip dari klik dokter, kaum gay dan transgender merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi terhadap infeksi HIV/AIDS. Di Amerika Serikat, sejak tahun 2005–2014, diagnosa HIV terhadap kelompok ini mengalami peningkatan sebanyak 6%.
Populasi gay, biseksual, dan transgender di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 2% dari populasi. Namun, 55% dari penderita HIV/AIDS di Amerika adalah berasal dari kaum gay. Apabila terus meningkat, diperkirakan 1 dari 6 gay dan laki-laki biseksual di Amerika Serikat nantinya dapat terdiagnosa dengan HIV. []