April 28, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Perkuat Peluang Ekspor Mangga, Indonesia Lakukan Negoisasi dengan Jepang

1 min read
Seorang petani memanen buah mangga di desa Lohbener, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (21/6). Saat bulan Ramadan, Permintaan mangga yang dijual kisaran Rp. 15 ribu - Rp30 ribu per kilogram tersebut meningkat hingga 40 persen. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/nz/15.

Seorang petani memanen buah mangga di desa Lohbener, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (21/6). Saat bulan Ramadan, Permintaan mangga yang dijual kisaran Rp. 15 ribu - Rp30 ribu per kilogram tersebut meningkat hingga 40 persen. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/nz/15.

JAKARTA – Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian terus bernegosiasi untuk membuka akses pasar ekspor mangga ke Jepang, terutama varietas gedong gincu asal Sumedang, Jawa Barat.

Jepang diminta tak perlu khawatir dengan kualitas produk hortikultura Indonesia. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan Keamanan Hayati Nabati Barantan, Adnan, menegaskan kajian ilmiah yang terus berkelanjutan sebagai bentuk sinergi dengan akademisi.

“Hal ini sebagai dasar justifikasi ilmiah bahwa Jawa Barat tidak ada lalat buah jenis bactrocera occipitalis. Jadi sebetulnya Jepang tidak perlu khawatir dan semoga segera teralisasi ekspor gedong gincu,” ujarnya di Jakarta, kemarin (12/09/2022).

Barantan, lanjut Adnan, terus bernegosiasi untuk menyakinkan Jepang bahwa produk buah tropis Indonesia aman. Jaminan keamanan tersebut dipastikan melalui serangkaian tindakan karantina untuk memastikan sesuai persyaratan negara tujuan, berdasarkan standar sanitari dan fitosanitari (SPS).

Berdasarkan penelitian Susanto dkk (2022a) pada mangga jenis gedong, cengkir, dan arumanis tidak ditemukan lalat buah jenis bactrocera occipitalis di wilayah Jabar, khususnya Sumedang yang merupakan salah satu sentra mangga.

Saat ini mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 25 Tahun 2022, B. occipitalis di Indonesia baru ditemukan di Kalimantan.

Kementan juga menjalin kerja sama penelitian dengan Institut Pembangunan Jabar Universitas Padjadjaran (Injabar Unpad), sesuai permintaan dari Kementan, Kehutanan, dan Perikanan (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF)) Jepang, untuk mendeteksi keberadaan lalat buah tersebut di Tarakan, Kalimantan Utara.

Alhasil, bactrocera occipitalis tidak ditemukan pada mangga, melainkan pada jambu (Psidium guajava).

“Jumlahnya yang ditemukan sebanyak 14 ekor bactrocera occipitalis dari 2.898 ekor lalat buah yang tertangkap perangkap,” sebut Adnan. []

Advertisement
Advertisement