April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pernah Hidup Sengsara Saat Merantau, Kini Dua Pabrik Furniture Berhasil Dimiliki Tono

2 min read

SEMARANG – Suara mesin gerindra dan serut terdengar bersahutan di dalam gudang yang berada di tepi Jalan Raya Kedungsari, tepatnya di sebelah barat Balai Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Belasan tukang kayu terlihat sibuk di dalam gudang. Di antara mereka, seorang pria tampak cekatan menjelaskan aneka produk furniture kepada pelangganya dari Prancis. Pria tersebut yakni Kartono, Owner Maston Design dan Megahome 88.

Pria yang akrab disapa Tono tersebut sudi berbagi kisah kepada Betanews.id, ketika disambangi di pabriknya. Dia menuturkan, mulai merintis usaha di bidang furniture sejak 2012. Namun, sebelum bisa mempunyai dua pabrik furniture seperti saat ini, Kartono harus melalui perjuangan berat dan berliku.

“Bahkan dulu itu saya pernah kesusahan makan ketika merantau di Jakarta. Dan, itu berlangsung selama tiga bulan,” ujar Tono, Senin (27/02/2023).

Dia berkisah, sebelum jadi pengusaha furniture, dirinya terlebih dulu bekerja jadi tukang kayu di sebuah pabrik furniture di Bali. Bekerja jadi tukang kayu selama enam bulan, kemudian Tono diangkat jadi kepala produksi.

“Saya kerja di Bali itu sejak tahun 2002. Saat itu sudah punya jabatan dan gaji yang lumayan tinggi,” beber pria yang sudah dikaruniai empat anak tersebut.

Pada tahun 2011, karena kakaknya yang jadi kontraktor di Jakarta akan dapat proyek pembangunan pasar di Bekasi, Tono pun memutuskan bergabung dan tanam modal. Niatnya saat itu ingin menyelamatkan perusahaan kakaknya agar dapat proyek dan sekaligus ingin belajar terkait dunia bangunan.

“Namun sayangnya, niat untuk menyelamatkan perusahaan kontraktor kakak saya tak terlaksana. Karena proyek bangunan pasar tak didapat dan perusahaan kakak saya tetap kolaps,” ungkapnya.

Saat perusahaan kontraktor kolaps, ia pun jadi pengangguran dan semua uang modal habis. Saat itu keadaannya begitu memprihatinkan. Hidup dengan uang seadanya, bahkan untuk makan pun susah. Oleh karenanya ia pun kemudian berinisiatif cari peluang usaha di bidang furniture, sesuai bidang yang ditekuni.

“Selama tiga bulan saya menawarkan katalog produk furniture tepatnya kitchen set kepada setiap orang. Selama tiga bulan itu, saya berjuang dan hidup susah,” kenangnya.

Saat itu, sehari bisa makan sekali saja sudah bersyukur. Bahkan tak jarang kebingungan antara beli gorengan untuk sarapan atau beli bensin untuk keliling menawarkan katalog produk furniture.

“Karena hanya punya uang Rp 5 ribu,” ungkap Tono.

Berkeliling tiga bulan menawarkan katalog furniture tak ada hasil, Tono pun kemudian memutuskan untuk bekerja di mebel. Syukurnya, baru bekerja lima hari, ada tawaran order pekerjaan furniture dengan uang muka Rp 7 juta.

“Uang muka itu kemudian saya buat untuk ngontrak rumah yang saya jadikan workshop. Alhamdulillahnya lagi, pemiliknya bersedia di DP dulu Rp 500 ribu, yang kemudian sisanya bisa untuk modal,” kata Tono.

Belum sampai selesai pekerjaan di order pertama, lanjut Tono, kemudian ada orderan masuk lagi. Begitu seterusnya hingga sekarang. Usaha furniture milik Tono yang di Jakarta diberi nama Megahome 88. Usahanya meliputi interior design, kitchen set, bedroom, kamar set, walk in closet dan produk furniture lainnya.

“Megahome 88 pernah dapat proyek interior di gedung DPR RI senilai Rp 3 miliar. Kami sering dapat orderan dari luar negeri. Sejak tiga tahun lalu, saya juga buka gudang mebel lagi di Kudus yang saya beri nama Maston Design,” ungkapnya. []

Sumber Beta News

Advertisement
Advertisement