Piye Kabare, Penak Jamanku To?

…..: Apa?!
…..: Mbahmu kiper!
Sekali lagi aku tak mau mendengar ucapan itu lagi ya?
Perutku mual setiap kau berkata seperti itu
Memperbandingan jaman sekarang dan jaman dahulu
Hanya akan melahirkan sikap malas berpikirmu menyikapi perubahan
Aku akan jawab, Tidak!
Ayo kawan-kawan, bicaralah apa adanya
Kalian merasakan enaknya zaman Soeharto
Kalian senang diberitakan media massa: televisi, radio, Koran di era Orde Baru
Segala sesuatu yang baik dan membanggakan
Kamu nggak tahu ya?
Banyak anak-anak manusia tanpa dosa dibunuh tanpa pengadilan
Setiap orang yang dicap sebagai golongan anu, digiring ke penjara Zonder keadilan
Semua anak keturunannya dieliminir, dibungkam dan tak diberi hak-hak
Mereka untuk hidup secara wajar
Piye Kabare, Penak Jamanku To?
Kayaknya kau sedang berhalusinasi dan tak mengerti dengan dialektika
Hari-hari yang terus kau lewati
Sebelum Soeharto jatuh tahun 1998
Aku merasakan benar, setiap hari anak-anak bangsa menangisi nasib mereka
Dibawah cengkeraman gurita Orde Baru yang mencekik
Aku tak suka kau bicara seperti itu
Bagiku tak ada yang enak di zaman itu
Enak Zamanku To?
Kamu ini ngelindur apa sadar? Ujar Agus
Aku tak mengerti selama 32 tahun itu, semua kita anak-anak bangsa
Dinina bobokan dengan kemakmuran semu
Keberhasilan pembangunan yang semuanya semu
Dan kepura-puraan yang menyimpan kemunafikan dan ketidakjujuran
Kondisi kita di era reformasi hari-hari ini tak lepas dari pengkerdilan bangsa
Yang sangat mengerikan di zaman Pak de Harto
Pikirkanlah itu, aku tidur dulu ya?
Selamat siang! Ujar Agus Lenon sambil melambaikan tangan
Tubuhnya membalik ke belakang
Menuju peraduannya.[]
Penulis : Juftazani