April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

PMI di Hong Kong Banyak yang Tidak Bisa “Jenak” Leyeh-Leyeh

2 min read

HONG KONG – Serentetan aksi demonstrasi yang terjadi di Hong Kong selama tiga bulan belakangan bukan hanya membuat para pengusaha merasa tidak “jenak” dalam menjalankan usahanya. Seperti para pemilik gerai toko dan makanan, para pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong pun merasakan demikian.

Beberapa PMI Hong Kong dengan polosnya menyampaikan pengakuan mereka kepada ApakabarOnline.com terkait hari libur mereka yang tidak bisa “nyaman” sepanjang hari. Jika sebelum aksi demonstrasi berkepanjangan terjadi, mereka bisa sampai bobok siang di atas hamparan rumput taman dibawah semilir angin, kini mereka tidak lagi bisa menikmati suasana tersebut.

“Tidak “jenak” leyeh-leyeh seperti dulu mas. Biasanya kami bisa leyeh-leyeh sampai tertidur pulas di taman, sekarang jangankan mau tertidur, saat duduk ngobrol dengan teman-teman saja sebentar-sebentar melihat ke sekeliling kok kalau hari sudah beranjak siang. Takut ada demonstran dan Polisi tawur.” aku Irma, Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong asal Nganjuk Jawa Timur kepada ApakabarOnline.com.

Irma mengaku, beban kelelahan baik fisik maupun psikis selama sepekan bekerja tanpa bisa melihat dan menghirup udara luar ruangan apartemen majikan membuatnya menjadikan hari Minggu sebagai hari untuk melepas penat dan membugarkan badan serta pikiran.

Tak berbeda jauh dengan Irma, Wati, PMI Hong Kong asal Turen Malang mengaku saat harus liburan harus baca informasi di media masa dahulu sebelum keluar rumah.

“Saya menjadi sering baca ApakabarOnline.com selama ada demo ini terutama. Sebab saya takut terjebak tidak bisa pulang karena tahu-tahu stasiun MTR ditutup seperti pertengahan Agustus kemarin, bis juga tidak jalan, padahal rumah majikan jauh di perkampungan Fan Ling sana” jelas Wati.

Wati dan Irma merupakan dua dari ratusan PMI Hong Kong yang blak-blakan kepada ApakabarOnline.com saat menggelar Survey. Mayoritas informan dalam survey tersebut menyatakan hari libur mereka menjadi tidak nyaman seperti dahulu sebelum rangkaian aksi masa terjadi.

Namun sebagai pendatang, hampir seluruhnya bersikap tidak akan ikut campur dan tetap menghormati hak-hak serta keinginan warga Hong Kong terhadap negaranya. Hanya saja mereka berharap semoga konflik segera berakhir dan kembali nyaman seperti dahulu kala. []

Advertisement
Advertisement