March 27, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Problem yang Harus Diselesaikan Jika Kendaraan Listrik Digunakan Menggantikan Kendaraan Konvensional

2 min read

JAKARTA – Salah  cara untuk menggenjot peralihan kendaraan konvensional ke listrik adalah dengan memberikan insentif pembelian kendaraan listrik baru dan konversi.

Dimana Pemerintah saat ini tengah melakukan berbagai cara untuk menggenjot peralihan kendaraan konvensional ke listrik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ke depan pemerintah tidak hanya mendorong percepatan peralihan ke kendaraan listrik dengan memberikan insentif, tapi juga membatasi peredaran mobil berbahan bakar minyak (BBM).

Luhut mengatakan, pemerintah mempunyai target pada 2030 yaitu populasi kendaraan listrik di Indonesia mencapai 10 persen dari total populasi kendaraan yang ada. “Kendaraan listrik tidak hanya berbicara kendaraannya saja, tapi seluruh ekosistem pendukungnya. Kita mau 10 persen nanti populasi dari EV ini sudah terjadi di 2030,” ujar Luhut

“Kita secara bertahap akan mulai mempersulit ya, (dalam) tanda kutip, mobil-mobil kombusi sehingga dengan demikian Jakarta kualitas udaranya lebih baik,” ucap Luhut, beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal ini, PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai APM Toyota di Indonesia mengaku bakal terus mendukung setiap keputusan pemerintah.

Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, pihaknya melihat populasi kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia akan mencapai 10 persen di 2030.

“Kalau saya lihat arahnya 10 persen ke battery electric vehicle (BEV) di 2030. Intinya kami support arahan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mengurangi penggunaan BBM,” ucap Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), kepada Media , Jumat (16/06/2023).

Hanya saja oleh Pengamat Transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, insentif ini dinilai kurang tepat. Sebab bisa menimbulkan masalah baru seperti kemacetan dan kecelakaan.

Karena itulah dirinya menyarankan agar kebijakan tersebut ditinjau ulang disesuaikan dengan kebutuhan dan visi ke depan transportasi Indonesia.

“Jika diberikan ke kendaraan umum, macet, polusi dan kecelakaan akan teratasi sekaligus. Insentif kendaraan listrik semestinya dialokasikan untuk pembelian bus listrik untuk angkutan umum. Hal ini akan mendorong penggunaan angkutan umum yang nyaman dan ramah lingkungan, dominasi kendaraan pribadi sekaligus dikurangi,” ujarnya.

Dinegara maju jumlah kendaraan umumnya semakin ditambahkan dari pada untuk beredarnya ijin kendaraan pribadi  yang cendrung malah dominasi kemacetan . []

Advertisement
Advertisement