December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Psikosis, kesulitan membedakan hal yang nyata dan maya

3 min read

Pada usia 12 tahun, seorang lelaki bernama Luke Watkin mulai mendengar suara aneh, seperti suara rem kereta, suara yang memanggil namanya, hingga suara yang seolah mengajaknya mengobrol. Sebenarnya, suara-suara tersebut tak pernah ada. Dalam dunia medis, kondisi yang dialami Luke disebut psikosis.

Apa itu psikosis dan mengapa seseorang bisa mendengar suara-suara aneh?

Psikosis merupakan gejala gangguan mental yang serius. Orang dengan psikosis akan mengalami halusinasi atau delusi dari level ringan sampai dengan sangat parah.

Halusinasi adalah pengalaman sensoris yang terjadi tanpa adanya stimulus yang sebenarnya, seperti misalnya, saat mengalami halusinasi pendengar, Anda mungkin merasa dipanggil teman, padahal mereka tak ada. Lalu, halusinasi visual, Anda merasa melihat seseorang, tetapi nyatanya tak ada siapa-siapa.

Orang dengan psikosis juga mengalami pemikiran yang bertentangan dengan bukti yang sebenarnya atau disebut delusi. Gejala psikosis lain adalah kesulitan berkonsentrasi, gangguan suasana hati, gelisah, sering curiga, serta menarik diri dari teman dan keluarga.

Psikosis umumnya terjadi untuk kali pertama pada seseorang saat usia remaja berakhir atau awal masa dewasa. Kondisi ini pun bisa terjadi selama beberapa hari, minggu, bulan, atau bahkan tahunan.

Psikosis juga terdiri dari beberapa jenis, yaitu gangguan psikosis singkat, dapat terjadi selama periode stres pribadi yang ekstrem seperti kematian anggota keluarga. Kondisi ini biasanya akan pulih dalam beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada sumber stres.

Jenis lain adalah psikosis yang terkait alkohol atau obat-obatan termasuk stimulan seperti metamfetamin dan kokain. Beberapa obat resep seperti steroid dan stimulan juga bisa jadi pemicu.

Ada juga psikosis organik yang melibatkan cidera kepala, penyakit, atau infeksi yang memengaruhi otak. Pengalaman yang dialami penderita psikosis bisa sangat menakutkan. Dampaknya bahkan bisa membuat penderita untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain, serta bunuh diri.

 

Penyebab dan perawatan psikosis

Mengapa orang bisa mengalami psikosis? Kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mental tertentu, seperti skizofrenia, gangguan bipolar atau depresi berat. Penyebab lain juga bisa berasal dari pengalaman traumatis, stres, obat-obatan, alkohol, efek samping dari obat yang diresepkan atau kondisi fisik seperti tumor otak.

Pengaruh genetika, perubahan otak dan perubahan bahan kimia tertentu juga diklaim sebagai penyebab psikosis. Selain itu, perubahan kadar hormon dan pola tidur yang terganggu memungkinkan seseorang mengalami penyakit mental ini.

 

Saat mengalami psikosis, Anda tidak bisa membedakan antara sesuatu yang nyata dan tidak. Anda bakal mengalami depresi, kecemasan, dan masalah tidur.

Pada akhirnya, psikosis dapat membuat kehidupan penderitanya terganggu, seperti dikeluarkan dari pekerjaan dan mengisolasi diri sendiri dari orang lain.

Untuk mencegah psikosis berlangsung lama dan menganggu kehidupan, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter atau pskiater mengenai jenis perawatan terbaik. Sebab, perawatan yang direkomendasikan bisa tergantung pada penyebab psikosis.

Perawatan lain yang mungkin dilakukan adalah psikoterapi yang akan membantu seseorang belajar mengelola hidup dengan psikosis. Selain itu, bisa dilakukan terapi perilaku kognitif untuk membantu serta membimbing pasien dalam mengetahui apakah apa yang dilihat atau dengar olehnya itu nyata atau tidak.

Ada juga terapi peningkatan kognitif yang menggunakan latihan komputer dan kerja kelompok. Pilihan lain adalah terapi dan edukasi bersama keluarga atau orang terdekat. Hal ini dilakukan untuk kembali menjalin hubungan yang baik dan memecahkan masalah yang mengakibatkan anggota keluarga menderita psikosis.[Dian]

Advertisement
Advertisement