May 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Puluhan PMI asal Jember Dipulangkan, Sebagian Besar Alami Gangguan Mental

2 min read

SURABAYA – Penanganan masalah  Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terindikasi ilegal, menjadi atensi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember. Bahkan Disnaker Jember mencatat ada 72 tenaga kerja ilegal yang ditangani sepanjang tahun 2023.

Puluhan PMI ilegal tersebut diketahui berdasarkan rekap Disnaker Jember, terhitung sejak Januari hingga September 2023 yang berhasil dipulangkan dari luar negeri.

Kepala Disnaker Jember, Suprihandoko mengutarakan dari semua pekerja ilegal yang telah ditangani itu, sebagian ada yang meninggal dunia.

“Jadi semua ada 72 orang, baik yang dideportasi maupun yang meninggal dunia. Mereka warga Jember, baik yang dari Silo, Sumberbaru maupun Ledokombo,” kata Suprihandoko, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya, para PMI ilegal tersebut dipulangkan dari berbagai negara, baik dari Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa.

“Ada yang dari Malaysia, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Arab Saudi dan Rusia,” ungkap Supri.

Dan di balik pemulangan itu, ia juga mengungkapkan rata-rata kondisi psikologi para PMI itu terganggu, khususnya perempuan.

“Jadi ada yang stres, di bandara reriak teriak. Karena dari 72 pekerja ilegal itu, mayoritas perempuan, yang laki-laki juga banyak,” ucapnya.

Lebih lanjut, kata Supri, banyak faktor yang menyebabkan para PMI ilegal itu stres. Seperti malu dengan tetangga, karena pulang tidak membawa hasil.

“Atau mungkin di luar negeri sudah habis-habisan, karena kalau sudah ilegal kan seperti diperbudak perusahaan. Kami juga kurang tahu penyebab stresnya, karena dalam kondisi seperti itu mereka tidak bisa dimintai keterangan,” jelasnya.

Supri mengungkapkan, para PMI ilegal itu kebanyakan hanya korban omongan orang. Dan mereka mempercayakan orang lain untuk mencarikan pekerjaan di luar negeri, tanpa berkonsultasi dulu kepada pemerintah setempat atau tidak melalui jalur resmi.

“Jadi kesannya masyarakat lebih percaya omongan orang dari pada pemerintah. Dan biasanya para TKI ilegal itu berangkat keluar negeri diawali cekcok dengan keluarga. Sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh calo,” urai Supri.

Karena itu untuk mencegah PMI Ilegal di Jember, Disnaker berencana mengundang tokoh agama dalam upaya sosialisasi menjadi pekerja yang benar dan aman.

“Karena Jember kan terkenal menurut ke kiai. Tidak mungkin mereka pergi keluar negeri pamit kiai, kan rata-rata mereka pamit,” ucapnya.

Sementara para tokoh agama, kata Supri, rata-rata kurang pengetahuan soal tahapan menjadi PMI legal. Sehingga mereka tidak bisa memberikan arahan.

“Cukup bantu doa saja kalau pak Kiai, biasanya kan seperti itu. Makanya kami akan undang para tokoh agama, mengenai tahapan menjadi TKI yang prosedural. Kami juga akan komunikasikan dengan camat dan kepala desa juga,” urai Supri.

Mengingat syarat pergi keluar negeri harus ada izin dari keluarga yang diketahui oleh kepala desa. Sehingga dokumen perizinan dapat dipertanggungjawabkan.

“Sehingga dengan kolaborasi dengan para tokoh agama, paling tidak para kiai sudah punya pegangan. Kalau ada orang pamit pergi keluar negeri, kiai bisa memberikan penjelasan, mulai kompetensi yang harus dimiliki hingga resiko yang akan terjadi,” pungkasnya. []

Sumber Surabaya

Advertisement
Advertisement