QRIS, Penuhi Protokol Kesehatan, Sistem Transaksi yang Digadang Bakal Pulihkan Perekonomian
JAKARTA – Aman dan mudah digunakan, penerapan pembayaran digital dipandang membantu pemulihan ekonomi yang anjlok diterjang covid-19.
Wakil Gubernur Bali, Tjokarda Oka Artha Ardhana Sukawati meyakini preferensi masyarakat di era adaptasi kelaziman baru akan berubah dan mencari layanan yang menghindari kontak langsung dan menjaga jarak.
“Penggunaan QRIS akan lebih efisien dan ini merupakan media yang baik untuk bertransaksi sehingga diharapkan bisa mempercepat pemulihan ekonomi, khususnya di Bali,” ujar Tjokorda melalui siaran pers, Senin (10/08/2020).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan QR Code Indonesian Standard atau QRIS yang digagas oleh BI, merupakan solusi alat pembayaran yang dapat diaplikasikan semua sektor, termasuk pariwisata.
Penerapan QRIS di sektor pariwisata, lanjutnya, bisa dilakukan di segala aspek pendukungnya, seperti retail, tiket, pajak, atau pemenuhan kebutuhan wisatawan karena pascapandemi.
“Masyarakat membutuhkan layanan yang cepat, mudah, murah, dan aman,” jelasnya.
Bahkan, tambah Trisno, QRIS juga bisa membantu para pelaku UMKM untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan. Hal itu didukung fitur tersebut yang mampu diterapkan di mana saja karena mencakup seluruh bank.
“Pelaku UMKM pun juga bisa terbantu dengan adanya QRIS karena ini penggunaannya sangat mudah, mereka semua bisa mencatat transaksi,” jelas Trisno.
Kemudahan tersebut membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus mendorong penerapan alat pembayaran digital, khususnya dalam masa adaptasi kelaziman baru hidup berdampingan dengan covid-19.
Sekretaris Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani meyakini kemudahan transaksi yang ditawarkan menjadi salah satu solusi untuk memulihkan sektor parekraf pascapandemi covid-19.
“Seperti misalnya di Bali, industri pariwisatanya sudah memberikan pelayanan transaksi digital, yaitu dengan adanya QRIS,” kata Giri.
Sebelumnya, Giri menuturkan bahwa pihaknya telah merilis buku panduan penerapan protokol kesehatan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.
Dalam buku tersebut, tambah Giri, penerapan jaga jarak fisik dan menghindari kontak langsung menjadi salah satu acuan bagi para pelaku parekraf dalam menyambut masa adaptasi kelaziman baru.
“Makanya kami apresiasi QRIS ini karena dengan fitur tersebut kita bisa mensinergikan program untuk kemajuan kita bersama,” tandas Giri. []