April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Raih Keberkahan, Minimalkan Keluhan

3 min read

ApakabarOnline.com – Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, sehingga mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya keinginan itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Namun tatkala hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain diluar dirinya, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Berikut cuplikan kisah sederhana namun mendalam yang bisa di petik hikmahnya:

Al Kisah, pada suatu hari Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya.  Saat disantapnya ternyata buah semangka tersebut terasa hambar. Dan sang isteri pun marah.

Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya tersebut, setelah selesai di dengarkan amarahnya, beliau bertanya dengan halus:

 

Kepada siapakah engkau marah wahai istriku? Kepada pedagang buahnya kah? atau kepada pembelinya? atau kepada petani yang menanamnya? ataukah kepada yang Menciptakan Buah Semangka itu?”, Tanya Syeikh al-Imam Syaqiq.

 

Istri beliau terdiam. Sembari tersenyum, Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:

 

Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik. Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula..!

Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik..!

Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak lain hanya kepada yang Menciptakan Semangka itu..!”

 

Pertanyaan Syeikh al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya.

Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi pun melanjutkan ucapannya :

 

Bertakwalah wahai istriku, terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Allah memberikan keberkahan pada kita

 

Mendengar nasehat suaminya itu, Sang istri pun sadar, menunduk dan menangis mengakui kesalahannya, dan ridha dengan apa yang telah Allah Subhanallahu Wa Ta’ala tetapkan.

 

Pelajaran terpenting buat kita adalah :

Setiap keluhan yang terucap, sama saja kita tidak ridha atas ketetapan Allah, sehingga barokah Allah jauh dari kita.  Karena Barokah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi:

 

Barokah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Allah, dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita sukai atau sebaliknya.”

 

Jadi Keberkahan itu adalah :

“Bertambahnya ketaatanmu kepada Allah.”

Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap,  tetapi makanan yang mampu membuat orang yang memakannya menjadi lebih taat setelah memakannya.

Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tetapi terkadang sakit itu justru juga barokah, sebagaimana Nabi Ayyub AS, sakitnya menjadikannya bertambah taat kepada Allah.

Umur yang barokah itu tidak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek, tapi dahsyat ketaatannya layaknya Mushab bin Umair.

Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah,  karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan Allah tiada banding dan tiada tara.

Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya,  akan tetapi yang barokah ialah, ilmu yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal dan berjuang untuk agama Allah.

Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar dan berlimpah,  tetapi sejauh mana ia bisa menjadi jalan rejeki bagi yang lainnya, dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.

Anak-anak yang barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut, atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai pekerjaan serta jabatan yang hebat,  tetapi anak yang barokah ialah, yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak mereka menjadi lebih shalih dari kita dan tak henti-hentinya mendo’akan kedua orang tuanya.

Semoga kita semua selalu dianugerahi kekuatan untuk senantiasa bersyukur pada-NYA, agar kita mendapatkan keberkahan-NYA…  Allahumma Aamiin. [Abdillah]

Advertisement
Advertisement