April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Rentan Hadapi Kekerasan, PMI di Kamboja Ada yang Sampai Dipotong Jarinya

1 min read

JAKARTA – Terungkapnya kasus penyekapan puluhan warga negara Indonesia (WNI) hanya puncak gunung es. Masih banyak kasus serupa yang belum diketahui oleh publik.

Koordinator Departemen Advokasi Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Migran Indonesia (DPN SBMI), Juwarih mengatakan, pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Kamboja sangat rentan dengan penipuan dan kekerasan.

Hal tersebut, kata Juwarih, mrujuk pada salah seorang pengadu asal Indramayu bernama Abdul Rohman. Andul Rohman diminta biaya proses sampai Rp20 juta, belum lagi biaya-biaya tak terduga lainnya seperti transportasi, hingga biaya akomodasi menginap.

“Berdasarkan kesaksian banyak PMI di Kamboja, mereka hanya menerima gaji 350-400 Dollar AS. Selain itu makan minum biaya sendiri dari gaji, itupun masih dipotong biaya proses yang dibayar menyicil setelah gajian, itu berlangsung selama 4 bulan,” kata Juwarih dinukil dari pilar.id, Jumat (29/07/2022).

Kata dia, PMI yang melakukan protes kepada agen di Kamboja, sudah pasti disekap, tidak boleh komunikasi, mereka terisolasi. “Bahkan ada yang dipotong jarinya. PMI Kamboja sangat rentan dengan kekerasan,” tegasnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri dan KBRI masih berupaya membebaskan 60 WNI yang menjadi korban penipuan perusahaan investasi palsu di Sihanoukville, Kamboja.

Kasus penipuan dengan modus tawaran kerja seperti yang menimpa 60 WNI baru-baru ini, bukanlah yang pertama terjadi.

Pada 2021, KBRI Phnom Penh pernah menangani dan berhasil memulangkan 119 WNI korban penipuan tawaran kerja di perusahaan investasi bodong.

Di tahun 2022, kasus serupa semakin meningkat. Hingga Juli, tercatat ada 291 WNI menjadi korban penipuan dan 133 di antaranya dipulangkan ke Indonesia. []

Advertisement
Advertisement