Sangat Kecil, Angka Penularan COVID di Pesawat Hanya 1 Kasus Per 27 Juta Penerbangan
JAKARTA – Selama pandemi Covid-19 ini, tidak dipungkiri masyarakat memilih mengurungkan niat untuk naik pesawat lantaran khawatir tertular virus.
Namun ternyata, menurut penelitian, naik pesawat di saat pandemi tidak semenakutkan itu.
Pasalnya, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengklaim bahwa angka penularan Covid-19 di pesawat seluruh dunia sangat kecil.
Dikatakan bahwa hanya 44 kasus dari 1,2 miliar pelaku perjalanan atau 1 kasus setiap 27 juta penerbangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum MTI Agus Taufik Mulyono dalam Diskusi Online#11 Forum Wartawan Perhubungan/Forwahub di Jakarta.
“Fakta dan referensi ilmiah menunjukkan risiko penularan di pesawat sangat sedikit dan kejadian penularan sebagian besar terjadi ketika masker belum menjadi protokol kesehatan,” kata Agus dikutip dari Antara.
Menurutnya, memang ada kemungkinan ada potensi penularan di dalam pesawat dengan risiko kecil, tapi jika penumpang tidak disiplin menggunakan masker/pelindung wajah.
Selain itu, di dalam pesawat juga terdapat teknologi yang mampu mencegah penularan Covid-19 sehingga dapat meminimalisir penularan virus.
Pesawat memiliki teknologi untuk mengganti udara dalam kabin, yaitu penggunaan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang mampu menyaring udara dengan efektivitas 99,99 persen.
Sistem ini memastikan udara di dalam pesawat berganti dan difilter setiap 3 menit dan hal serupa diterapkan di rumah sakit.
Filter tersebut mampu secara efektif menangkap bakteri, virus dan jamur berukuran mikroskopik.
“Sistem ini telah menjadi wajib dalam pesawat-pesawat baru,” tambah Agus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, risiko penularan tinggi Covid-19 justru berada di akses masuk terminal, risiko penularan sedang-tinggi berada di terminal (area publik) intermoda antarmoda dan terminal (steril area).
“Meskipun demikian sampai saat ini masih banyak masyarakat yang takut naik pesawat karena dianggap bisa tertular pandemi. Ini yang harus dihilangkan stigma seperti ini, asalkan tetap memenuhi protokol kesehatan,” katanya.
Oleh sebab itu, untuk mengembalikan kepercayaan publik untuk naik pesawat, maka dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penumpang, pembatasan rute, meningkatkan standar pembersihan, membatasi perjalanan, serta meningkatkan standar pengujian pesawat.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, mengatakan 19 bandara yang dikelola saat ini sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Terlebih saat menjelang liburan Natal-Tahun Baru sehingga menyiapkan posko kesehatan dan keselamatan yang dimulai 18 Desember 2020-4 Januari 2021. []