September 8, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sederet Peristiwa Penting yang Pernah Terjadi di Bulan Muharram

3 min read

JAKARTA – Muharram merupakan bulan yang ditetapkan oleh umat muslim, sebagai Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah. Terdapat beberapa peristiwa penting untuk diketahui.

Bulan pertama pada kalender Hijriah ini menjadi salah satu bulan mulia selain bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Hal ini dikarenakan bulan Muharram berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw dari kota Makkah ke Madinah pada 622 Masehi, yang menjadi awal mula ditetapkannya 1 Muharram, dilansir dari nu.go.id, Sabtu (6/7/2024).

Penentuan awal bulan ini dicetuskan oleh sahabat Umar bin Khattab ra. Selain menjadi bulan awal dalam kalender hijriah, di bulan Muharram banyak peristiwa sejarah penting. Karena bulan Muharram menjadi bulan pengampunan, keistimewaan dan mukjizat bagi hamba-hamba Allah yang bertaubat kepada-Nya.

Peristiwa pada bulan Muharram tersimpan rapi pada kitab klasik umat Islam, Kitab I’anah at-Thalibin, II/267, yang di dalamnya merangkum beberapa peristiwa bersejarah, di antaranya adalah: diterimanya taubat Nabi Adam as setelah diturunkan dari surga, diangkatnya Nabi Idris as ke tempat yang tinggi, diturunkannya Nabi Nuh as dari kapal, setelah banjir bandang.

Diselamatkannya Nabi Ibrahim as dari bakaran apinya raja Namrud, diturunkannya kitab Taurat pada Nabi Musa as, dikeluarkannya Nabi Yusuf as dari penjara, disembuhkannya kebutaan Nabi Ya’qub as dari wasilah pakaiannya Nabi Yusuf as, disembuhkannya Nabi Ayyub as dari sakit kulit yang berkepanjangan.

Dikeluarkannya Nabi Yunus as dari perut ikan Nun, disibakkannya lautan bagi Bani Israil yang melarikan diri dari kejaran raja Fir’aun Mesir yang kejam, diampuninya Nabi Daud as dari kesalahannya, diberinya Nabi Sulaiman as kekuasaan berupa kerajaan, diangkatnya Nabi Isa as ke langit setelah dikepung bangsa Romawi.

Diampuninya kesalahan yang telah lewat dan yang akan datang dari Nabi Muhammad saw. Dari kisah-kisah di atas, mengajarkan bahwa bulan Muharram menjadikan bulan yang mulia dan istimewa.

Sementara melansir Tirto.id, tragedi Karbala selain berbagai peristiwa penting dan kejadian menggembirakan terjadi di Muharam, di bulan ini, sejarah juga mencatat pembunuhan cucu Rasulullah SAW, Husen bin Ali RA.

Peristiwa yang dijadikan awal mulanya tahun hijriah adalah pembunuhan Husen bin Ali ini atau dikenal dengan tragedi Karbala, yang terjadi di wilayah 100 km sebelah barat daya Bagdad. Tragedi Karbala ini dimulai dari perseteruan antara khalifah masa itu, Yazid bin Muawiyah dan Husen bin Ali.

Sebagian umat Islam pada pemerintahan dinasti Umayyah merasa tidak puas dengan cara Yazid memimpin, yang kemudian mengharapkan agar Husen mengambil alih tampuk khalifah di masa itu. Yazid yang merasa sah sebagai khalifah melihatnya sebagai upaya kudeta.

Merasakan ketidakberesan wilayah kekuasaannya, Yazid bin Muawiyah yang berkedudukan di Damaskus mulai memata-matai pergerakan Husen yang saat itu berada di Madinah. Alhasil, karena merasa tidak aman, Husen lantas pindah ke Mekkah.

Penduduk Kufah yang kian tidak puas dengan dinasti Umayyah meminta Husen bertolak ke Kufah, dengan jaminan sekitar 100.000 penduduk Kufah siap menyambut kedatangannya. Yazid bin Muawiyah kian waspada. Ia lantas mengganti kepala daerah Kufah, yang sebelumnya dipegang oleh Nu’man bin Bisyr dengan Ubaidillah bin Ziyad.

Setelah dua utusan Husen bin Ali dibunuh: Muslim bin ‘Aqil dan Qeis bin Mashar As-Saidawiy, hal itu tidak juga mengendurkan keinginan Husen untuk berangkat ke Kufah. Akhirnya, penduduk Makkah terpaksa melepas Husein dan rombongannya berangkat menuju Kufah pada 18 Zulhijah tahun ke-60 Hijriyah.

Pada 2 Muharam 61 H, ketika rombongan Husen sampai di Karbala, pasukan Ubaidillah bin Ziyad juga bertolak dengan kekuatan tempur 4000 pasukan dengan persenjataan lengkap, dipimpin oleh Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash. Setelah mengepung selama delapan hari, tepat pada 10 Muharam, hari Asyura 61 H atau 10 Oktober 680 M.

Rombongan Husen yang berjumlah 72 orang, terdiri dari 32 prajurit berkuda dan 40 orang pejalan kaki, sisanya anak-anak dan perempuan. Mereka semua ditumpas oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Setelah pasukannya habis, akhirnya Husen bin Ali dibunuh. []

Advertisement
Advertisement