April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Selain Lion Air Yang Naas, Boeing 737 Max 8 Juga Dimiliki Oleh Garuda

3 min read

JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan instruksi untuk melakukan pemeriksaan khusus kelaikan seluruh pesawat Boeing 737 Max 8 menyusul insiden jatuh pesawat Lion Air JT610. Pemeriksaan tersebut juga dilakukan kepada armada Boeing 737 Max 8 yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia Tbk.

Permintaan tersebut disampaikan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Capt. Avirianto dalam surat bernomor 1063/DKPPU/STD/X/2018.

Dalam surat yang dikirimkan kepada Direktur Utama Garuda Indonesia dan Lion Air tersebut, pemeriksaan kelaikudaraan yang perlu dilakukan antara lain terkait indikasi masalah berulang, pelaksanaan penyelesaian masalah, kesesuaian antara prosedur dan implementasi pelaksanaan aspek kelaikudaraan, serta keselamatan peralatan untuk penyelesaian masalah.

“Kemarin kami sudah melayangkan surat kepada Lion Air dan kepada Garuda untuk melakukan inspeksi terhadap pesawat 737 Max, berkaitan dengan beberapa klarifikasi,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Selasa (30/10/2018).

Budi menuturkan, salah satu hal yang akan diklarifikasi adalah penyebab pilot Lion Air JT610 sempat meminta kembali ke bandara beberapa saat setelah lepas landas. Segala laporan kerusakan yang tercatat dalam logbook pesawat tersebut juga menjadi salah satu hal yang diperiksa dalam proses klarifikasi.

Sementara evaluasi terkait jatuhnya pesawat, menurut dia, tetap akan dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)

“Klarifikasi ini akan kami simpulkan dan akan kami sampaikan kepada KNKT dan ini akan menjadi dasar bagi KNKT untuk menetapkan apa penyebab dari kejadian tersebut,” ujarnya.

Pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasionalkan maskapai Garuda Indonesia saat ini, baru melayani penerbangan rute domestik. Boeing 737 Max 8 seri PK GDA merupakan pesawat unit pertama dari total 50 pesawat yang dipesan Garuda. Pesawat pertama tiba pada 26 Desember 2017 dan dioperasikan pada 1 Januari 2018.

Sementara Maskapai Lion Air membeli 50 pesawat model 737 MAX 8 dari The Boeing Company Amerika Serikat (AS), dengan pengawasan Kementerian Perhubungan. Meski begitu, Lion Air baru menerima sebanyak 11 pesawat, termasuk satu yang jatuh dalam penerbangan JT610 dari Jakarta ke Pangkal Pinang.

Managing Director Lion Air Group, Daniel Putut, menjelaskan bahwa tim Boeing dari Amerika Serikat akan tiba di Indonesia pada hari Rabu (31/10/2018). Nantinya mereka akan berdikusi tentang jenis pesawat ini.

“Tim Boeing sedang perjalanan dari Amerika ke sini. Mereka akan duduk dengan kami. Tentunya kami juga banyak pertanyaan kepada mereka lah. Kami undang mereka datang ke sini rencananya besok jam satu siang sampai. Kami coba akan koordinasi dengan mereka,” kata Daniel saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (30/10).

Daniel menjelaskan bahwa setelah itu baru pihaknya akan bicara tentang masalah pengiriman sisa pesawat yang lain. Namun seluruh pesawat tersebut sudah mendapatkan sertifikasi dari Boeing.

Daniel mengakui bahwa setiap kali selalu ada evaluasi bagi para tim internal, namun tidak untuk maintenance (pemeliharaan) pesawat. “Kami tidak ada yang kami evaluasi dari sisi maintenance,” katanya. “Kami serahkan ke Komite Nasional Keamanan Transportasi melakukan proses investigasi.”

Daniel mengaku pihaknya baru hari ini mendapat surat pemberitahuan inspeksi pesawat dari KNKT. Namun, inspeksi tersebut tidak seutuhnya menganggu penerbangan Lion Air.

Jika tidak ada kesalahan yang ditemukan, maka delapan pesawat Boeing 737 MAX 8 tetap akan beroperasi seperti biasanya. “Setelah diperiksa tidak ada hal-hal yang membahayakan keselamatan tentu diizinkan beroperasi,” kata Daniel lagi.

Boeing Max 8 dengan kode registrasi PK-LQP milik Lion sebenarnya pesawat baru. Umurnya baru 2,5 bulan sejak pertama kali diterima Lion Air pada Agustus 2018.

Lion Air memesan 218 unit pesawat tersebut dari perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Boeing. Adapun pesawat ke-10 (PK-LQP) mendarat di Soekarno Hatta pertama kali dan diterima Lion Air pada 15 Agustus 2018.

Menurut Daniel, sebelum tiba di Indonesia pesawat tersebut telah menempuh perjalanan kurang lebih 22 jam dari Seattle, AS. Pesawat sempat melakukan transit di Honolulu, Hawai. []

Advertisement
Advertisement