Selama Menjadi PMI Gajimu Banyak yang Menguap ? Begini Cara Mencegahnya
JAKARTA – Tahun baru, semangat baru. Ungkapan itu layak disematkan kepada Departemen Pekerja Migran, Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS. Memasuki hari kedua di tahun baru 2022, Departemen yang diketuai oleh Fathurrahman ini langsung tancap gas dengan melanjutkan kuliah online sesi ke enam Akademi Pekerja Migran Indonesia Partai Keadilan Sejahtera (APMI PKS). Dalam sesi kali ini, tema yang dibahas adalah “Dimensi Langit Kunci Sukses Migran Sejahtera” yang dibawakan oleh Elsa Febiola Aryanti, SE., MSCIS., MM, seorang financial planner yang sudah sangat berpengalaman dalam perencanaan keuangan. Sementara itu, hadir memberikan sambutan adalah Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS dan juga anggota DPR RI Komisi IX FPKS, Dr. Hj Kurniasih Mufidayati, M.Si.
Dalam sambutannya, Mufida mengharapkan dengan adanya APMI semoga mampu memberikan kontribusi positif bagi para PMI untuk bisa lebih baik lagi kedepannya. Dengan tema yang diangkat kali ini tentang perencanaan keuangan, harapannya bisa membantu PMI dalam mengelola keuangan yang lebih baik, apalagi ditengah kondisi pandemi yang belum jelas sampai kapan akan berakhir. “Ditengah pandemic covid-19 yang belum jelas kapan berakhir, PMI harus semakin cermat dalam mengelola keuangannya”. Di akhir sambutannya Mufida ingin, agar kedepannya PKS melalui APMI-nya bisa terus konsisten dan semakin banyak memberikan kontribusi dan manfaat kepada semua PMI di seluruh Indonesia.
Sementara itu, dalam kuliahnya, Febi memaparkan empat hal pokok yang perlu dipahami oleh PMI, dalam bekerja, pertama, pentingnya mengidentifikasi tujuan dalam bekerja, kedua, memperbaiki tujuan bekerja, ketiga, bagaimana melekatkan tujuan bekerja hanya kepada Allah SWT, dan keempat, mengaplikasikan tujuan bekerja berdimensi langit dalam hal pengelolaan keuangan. Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman yang ditemuinya dilapangan, Febi menjelaskan ada berbagai alasan mengapa PMI bekerja diluar negeri diantaranya adalah ingin adanya perbaikan ekonomi keluarga, dorongan emosi misalnya karena putus cinta atau ada saudara yang sudah bekerja lebih dahulu keluar negeri, kebiasaan daerah setempat yang warganya banyak bekerja keluar negeri, mencari pengalaman dan terakhir karena adanya faktor keluarga.
Dalam sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang muncul dari PMI Hongkong terkait penipuan yang berkedok investasi yang dialaminya hingga puluhan juta rupiah. Yang lebih menyakitkan, investasi bodong tersebut dilakukan oleh teman PMI itu sendiri yang berperan sebagai agen. Oleh karena itu Febi mengingatkan agar para pekerja migrant harus berhati-hati dalam hal ini. Kalau mau berinvestasi, pastikan lembaganya terdaftar dan dijamin oleh pemerintah, bukan kepada perseorangan, sebab jika terjadi permasalahan, akan sulit diselesaikan.
Di akhir pembahasan, Febi menekankan akan pentingnya aplikasi tujuan bekerja berdimensi langit dalam hal keuangan, diantaranya adalah bahwa rezeki yang diperoleh harus halal dan digunakan untuk sesuatu yang baik dan halal. Dalam penggunaan rizki tersebut harus berimbang, tidak boros dan tidak boleh berlebihan. Selanjutanya, rizki yang digunakan harus berorientasi kepada masa depan yaitu dunia dan akhirat. Dan terakhir, dalam rizki tersebut ada hak yang harus ditunaikan yaitu zakat, infak, shadaqah dan wakaf. []