Selama Pandemi, PMI yang Pulang Dihimbau Mencari Nafkah Di Kampung Halaman
KARANGANYAR – Sebagai salah satu daerah kantong pekerja migran, Karanganyar juga menjadi salah satu daerah yang selama pandemi COVID-19, kedatangan warganya yang pulang dari luar negeri.
Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dipulangkan, diimbau mencari nafkah di kampung halamannya selama pandemi Covid-19. Stimulan usaha mandiri dari pemerintah sedang disiapkan.
Mengutip Gatra, Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM, Sri Suryatin mengatakan para PMI pulang melalui berbagai cara selama pandemi Covid-19. Saat ini, hasil penyisiran oleh pihaknya, sebanyak 130 orang sudah pulang ke kampung halamannya di sejumlah desa di Karanganyar.
Penyisiran dimulai sejak New Normal pada awal Juni lalu. Per hari ini, laporan dari pemerintah desa ada 37 orang sedangkan informasi di aplikasi kita sebanyak 93 orang. Sementara, totalnya 130 orang PMI yang pulang ke Karanganyar.
“Mereka kebanyakan asisten rumah tangga di Malaysia,” kata Sri, Kamis (02/07/2020).
Dalam penyisiran itu, timnya banyak menemukan fakta bahwa mayoritas PMI tersebut putus kontrak di tengah jalan. Bahkan, pulang dengan tangan hampa tanpa hasil jerih payahnya. Berbulan-bulan tanpa bayaran dialami seorang PMI asal Tawangmangu, sebut saja Bunga. Sri mengatakan majikan Bunga tak mampu menunaikan kewajibannya karena ia juga dipecat dari perusahaan.
Kontraknya menjadi ART dua tahun. Tapi belum selesai, ia sudah dipulangkan karena pandemi. Tiga bulan tidak dibayar majikannya yang juga pailit. Kini, ia yang sudah berada di rumah kami motivasi. Jangan kembali lagi ke perantauan. Berjuang di sini saja membuka usaha. Di rumahnya hanya ada orang tuanya dan putranya yang duduk di bangku SD. Belum tentu dengan ia kembali bekerja di luar negeri, kondisi ekonomi menjadi lebih baik. Saat ini saja sedang dihentikan pengiriman maupun penerimaan tenaga kerja antarnegara, katanya.
Tugasnya menyisir PMI memprioritaskan pendampingan ke pekerja putus kontrak. Mereka dipastikan gagal menghimpun pundi-pundi uang. Sedangkan bagi mereka yang pulang sehabis kontrak, biasanya sukses kemudian membangun bisnisnya di kampung halaman. Sri mengatakan, dari 130 PMI itu, mayoritas gagal di tengah jalan. Data mereka akan disampaikan ke satgas pemerintahpusat yang menangani ketenagakerjaan.
“Kita laporkan ke kementrian. Dimungkinkan ada stimulan atau pelatihan wirausaha mandiri,” katanya.
Sementara itu pemulangan PMI diprediksi masih berlangsung. Informasi yang didapatnya, masih terdapat banyak warga Indonesia yang bekerja di luar negeri menunggu masa isolasi mandiri berakhir sebelum pulang ke Tanah Air. Para pekerja itu yang transit di Bandara Soekarno-Hatta akan diisolasi di RS Darurat Corona di Wisma Atlet. Selain itu juga ada di Gedung BPSDM Jateng, Srondol. []