April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sepanjang Maret 2023, Delapan Ribu PMI Asal Jatim Berangkat ke Negara Penempatan

2 min read
Titis Wulan Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jatim (Foto istimewa)

Titis Wulan Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jatim (Foto istimewa)

JAKARTA – Animo masyarakat untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbilang masih tinggi. Di Jawa Timur sendiri per 27 Maret 2023, sebanyak 8.276 PMI legal atau jalur prosedural mengadu nasibnya ke luar negeri.

Antusias masyarakat untuk berkelana ke mancanegara bukan tanpa alasan, kata Titis Wulan Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jatim, gaji para PMI di sektor formal semacam industri saja berkisar di angka Rp17-20 juta per bulan.

“Kami memprediksi jumlah PMI akan terus bertambah sampai akhir tahun. Di tahun ini kami menargetkan 18.000 PMI yang berangkat,” kata Titis, Kamis (30/03/2023).

Sedangkan, negara-negara yang masih menjadi rujukan favorit para PMI adalah Hongkong, disusul Taiwan, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan. Namun para PMI masih dominan bekerja di sektor informal.

Kemudian untuk asal PMI terbanyak berasal dari lima kabupaten. Yaitu Kabupaten Tulungagung jadi terbanyak di tahun ini, kemudian disusul Ponorogo, Blitar, Malang, Banyuwangi.

“Setiap tahunnya, lima kabupaten itu yang terus mendominasi,” imbuh Titis.

Meski demikian, Titis tetap mengimbau kepada masyarakat supaya menjadi PMI lewat jalur yang prosedural. Sebab jalur prosedural akan menjamin masyarakat dari segi hukum, upah, dan perlindungan.

Kata Titis kasus PMI ilegal atau nonprosedural masih kerap ditemui. Dia menjelaskan kalau saat ini ada pergeseran pola keberangkatan, yang mana Bandara Internasional Juanda menjadi target pemberangkatan PMI nonprosedural.

“Data pemulangan PMI selama 2022. Dari 2.445 PMI yang dipulangkan, sebanyak 2.174 di antaranya berangkat secara nonprosedural. Artinya risiko berangkat secara nonprosedural ini cukup tinggi,” jelasnya.

Titis menuturkan tidak pahamnya calon PMI mengenai alur menjadi penyebab mereka berangkat secara nonprosedural. Dia mengimbau supaya masyarakat lebih aktif mencari informasi di internet atau sosial media BP3MI secara langsung.

“Kami telah melakukan 81 sosialisasi ke 12 kota/kabupaten se-Jatim terkait perlindungan PMI dan cara menjadi PMI yang sesuai prosedural sepanjang 2022 kemarin,” ujar Titis. []

Sumber Suara Surabaya

Advertisement
Advertisement