September 17, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Serius Bukakan Peluang Kerja Prosedural untuk PMI ke Amerika, Begini yang Dilakukan BP2MI

2 min read
BP2MI Adakan Employment Business Meeting di Amerika Serikat (Foto dok. BP2MI)

BP2MI Adakan Employment Business Meeting di Amerika Serikat (Foto dok. BP2MI)

JAKARTA – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengadakan Employment Business Meeting (EBM) secara hybrid di Los Angeles (LA) dan Jakarta, Selasa (9/7/2024) waktu Amerika Serikat (AS) atau Rabu (10/7/2024) waktu Indonesia. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperoleh informasi peluang kerja di berbagai sektor dan jabatan, sekaligus sebagai wadah diskusi dengan potential employers dan/atau Diaspora Indonesia di LA.

“Peluang kerja di AS yang sangat besar adalah mimpi bagi anak bangsa di Tanah Air. Mudah-mudahan apa yang masyarakat Indonesia rintis di AS bisa menjadi modalitas sosial awal kita, agar pada waktunya masyarakat komunitas Indonesia dapat menjadi katalisator nilai ekonomi pasar AS. Dan harapan kami, EBM ini bukan hanya ajang untuk bertemu dan saling menyapa, tapi ada komitmen bersama agar kesulitan-kesulitan penempatan Pekerja Migran Indonesia yang ada, dapat kita bicarakan dan temukan solusinya bersama,” ungkap Direktur Sistem dan Strategi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Dr. Servulus Bobo Riti dalam pembukaan EBM di LA.

Konsuler Ekonomi KJRI LA, Arief I. Rathomy mewakili Konjen RI Purnomo Ahmad Chandra, menyatakan bahwa pihak KJRI LA selalu siap mendukung pemerintah Indonesia, dalam hal ini BP2MI, untuk membuka peluang kerja baru di AS.

“Saya menyampaikan pesan Pak Konjen untuk memanfaatkan dengan baik kapasitas diaspora Indonesia yang hadir saat ini. Akan muncul peluang-peluang kerja bagi warga Indonesia untuk bekerja di AS dan hambatan apa saja yang perlu dicarikan solusi bersama ke depannya. Kami selalu siap mendukung,” ungkap Tomy, panggilan akrabnya.

Dalam EBM ini hadir langsung di KJRI LA, sebanyak tujuh diaspora Indonesia yang memiliki usaha di berbagai bidang. Rata-rata telah menjalankan usahanya lebih dari 20 tahun. Mereka adalah David Mulyatno (usaha hospice), Dylan Djoenadi (industri film), Sardje Bolang dan Jeffry Sangai (usaha homecare), Mahakam (usaha auto repair), Farhat (usaha hospitality), Katamso (usaha bidang konstruksi), dan Laba Busnawi (usaha homecare).

David Mulyatno mengungkapkan bahwa perjuangannya untuk memulai usaha di bidang hospice tidaklah mudah. Hospice adalah fasilitas perawatan bagi seseorang yang menjelang akhir hayatnya.

“Saat ini saya memiliki tujuh usaha, mencakup bidang hospice, home health, dan sarana kesehatan yang memiliki banyak perawat. Karyawannya sekarang mencapai 300 orang. Saya sangat menyambut baik peluang kerja bagi WNI. Saat ini kami berperan sebagai user only, karena masalah utama orang Indonesia bekerja di AS adalah terkait visa kerja,” jelas David.

Diketahui bahwa untuk mendapatkan visa kerja di AS tidak mudah, apalagi mengingat belum adanya kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan AS di bidang penempatan pekerja migran.

Sebanyak tiga asosiasi penempatan Pekerja Migran Indonesia turut hadir dalam kegiatan ini di Indonesia. Aspataki, Apjati, dan Himsataki, pada umumnya menyambut baik kegiatan ini dan akan memanfaatkan peluang ini dengan bertukar informasi lebih lanjut dengan para diaspora Indonesia di AS sebagai potential employers. []

Advertisement
Advertisement