April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sifat Ahli Surga yang Disebutkan dalam Quran

3 min read

JAKARTA – Setiap muslim sangat menginginkan kebahagiaan abadi di surga kelak. Kenikmatannya tiada terkira. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Allah berfirman: Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia.” Bacalah firman Allah Ta’ala, “Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 17) (HR. Bukhari no. 3244 dan Muslim no. 2824).

Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Qur’an sifat-sifat ahli surga. Dikutip dari Republika.co.id, di antara sifat-sifat tersebut terdapat dalam firman Allah SWT:

“(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.” (QS Ali Imran [3]: 134-135).

Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, ada 4 sifat ahli surga yaitu:

Pertama, gemar berinfak.

Yaitu mengeluarkan sebagian harta selain zakat wajib untuk kemaslahatan umat. Sifat dermawan itu sudah banyak dicontohkan oleh para sahabat Rasulullah SAW.

Salah satunya adalah Abu Bakar. Dikisahkan, pada perang Tabuk, ketika Rasulullah SAW mengimbau para sahabat untuk mengumpulkan bantuan, Abu Bakar menyerahkan semua harta yang ada di rumahnya kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bertanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan di rumahmu?” Ia menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.” (HR Tirmidzi).

Kedua, mengendalikan amarah.

Dalam sebuah hadis tentang cara mengendalikan atau meredam amarah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amarah itu dari setan sementara setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia berwudu.” (HR Abu Daud).

Ketiga, memaafkan kesalahan orang lain.

Sifat ini adalah kelanjutan dari sifat sebelumnya yaitu menahan amarah. Orang yang mampu menahan amarah, maka ia akan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak memaafkan kesalahan orang lain, hatinya akan selalu gusar dan hidupnya tidak tenang.

Terkait perintah gemar memaafkan, Allah SWT berfirman, “Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS asy-Syura [42]: 40).

Dari ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa Allah SWT memberikan dua pilihan untuk menyikapi kezaliman seseorang pada kita. Pertama, membalasnya dengan kezaliman yang setimpal. Kedua, memaafkan dan berbuat baik padanya.

Pilihan kedua inilah yang dipaling dianjurkan oleh Allah SWT.

Keempat, meminta ampunan pada Allah SWT.

Jika tiga sifat ahli surga sebelumnya terkait dengan hubungan seseorang dengan sesama manusia, maka sifat yang keempat ini tentang hubungan dengan Allah SWT. Orang yang melakukan maksiat pada Allah SWT, pada hakikatnya ia menzalimi dirinya sendiri karena akibat buruk dari maksiat tersebut tidak akan kembali kecuali pada dirinya sendiri.

Tetapi Allah SWT senantiasa memberinya kesempatan untuk bertobat seraya meminta ampunan dan menyesali semua dosanya. Tobat itulah jalan menuju ampunan Allah SWT sehingga ia kembali menjadi hamba yang bertakwa dan dimasukkan ke dalam golongan ahli surga.

Sementara itu, dilansir dari Sumbar.kemenag.go.id, Syamsul Bahri (JFU) Bimas Islam Kantor Kemenag Kota Bukittinggi, menyampaikan empat sifat calon penghuni surga sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Qaf ayat 31-35.

Kata H. Syamsul Bahri, calon penghuni surga tersebut memiliki sifat yang khas. Mereka memiliki perilaku yang senantiasa mencerminkan kebaikan yaitu:

 

  1. Awwab

Yaitu mereka senantiasa bertaubat kepada Allah. Berusaha memperbaiki diri dari hari ke hari. Hingga akhirnya maut mengembalikan ruhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

  1. Hafizh

Yaitu selalu menjaga amanah yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla. Seperti menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah.

 

  1. Khasyi Ar-Rahman

Yaitu orang merasa bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah dan segenap malaikatnya sehigga tak berani melakukan dosa sedikitpun.

 

  1. Dzu-qalbin munib

Yaitu segera kembali ke jalan Allah setelah melakukan kesalahan. []

Advertisement
Advertisement