SkyTrain, Moda Transportasi Canggih Di Bandara Soeta
2 min readJakarta – Upaya untuk mewujudkan Bandara Internasional berkelas dunia di Bandara Soekarno Hatta terus dilakukan. Setelah resmi memberikan layanan airport helper untuk pengguna bandara pada beberapa waktu kemarin, menyusul saat ini pengguna Bandara Soekarno Hatta dimudahkan mobilitasnya dengan moda transportasi masal Skytrain.
Meskipun mundur dari rencana awal, proyek pembangunan moda transportasi masal Skytrain atau kereta gantung yang menghubungkan antar terminal di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta akhirnya kelar juga. Kabar yang didapat Apakabaronline.com dari rilis media PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soekarno Hatta menyebutkan, Skytrain ini secara resmi akan difungsikan mulai 17 September besok.
Baca : [Bagaimana Kondisi di Dalam Gerbong Skytrain Bandara Soekarno Hatta ? ]
Rute awal yang akan dioperasikan kereta ini adalah dari terminal 2 ke terminal 3, selanjutnya akan beroperasi penuh dalam beberapa bulan ke depan. Direktur Utama Angkasa Pura II M. Awaluddin mengatakan nantinya hanya satu Skytrain yang akan dioperasikan terlebih dahulu. Sedangkan moda transporasi antar terminal tersebut akan memiliki dua gerbong dengan kapasitas tiap gerbongnya mencapai 176 penumpang.
“Kami operasikan satu track (kereta) dan satu rute dulu,” kata Awaluddin di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (12/9).
Setelah beroperasi perdana pada Minggu depan, Angkasa Pura II memprediksi Skytrain ini akan beroperasi penuh hingga terminal I pada bulan November mendatang. Nantinya rute Skytrain tersebut mencakup Terminal III – Terminal II – Integrated Building (stasiun kereta Bandara Soekarno Hatta) – Terminal I.
Baca : [Di dalam gerbong Berganti Airport Helper, Kini Jasa Porter Bandara Soeta Gratis ]
Pengoperasian Skytrain sebenarnya dikendalikan secara otomatis alias tanpa pengemudi. Namun dalam enam bulan pertama, pengoperasiannya masih dilakukan dengan menggunakan pengemudi manusia. Angkasa Pura beralasan hal ini dikarenakan faktor keselamatan dan memperkecil risiko.
Pengerjaan rangkaian kereta (trainset) skytrain ini diproduksi oleh perusahaan asal Korea Selatan, yakni Woojin. Hasil produksi perusahaan ini diklaim memiliki kualitas yang baik. Kereta tanpa pengemudi ini akan menggunakan sistem Automated Guideway Transit (AGT) yang akan dilengkapi pengarah dan berpenggerak sendiri (self propelled).
Baca : [ Duh!!! Teganya, PMI Asal Wonosobo Kuras Rekening Temannya Hingga Lebih Dari Rp. 100 Juta ]
Untuk unit skytrain berkecepatan maksimal 60 kilometer per jam ini Angkasa Pura II harus merogoh kocek sebesar Rp 530 miliar. Sementara untuk pembangunan infrastruktur seperti jalur dan terminal, Angkasa Pura II menggelontorkan investasi sebesar Rp 420 miliar dan pembangunannya dilakukan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT Indulexco. [Asa/AD]