Sopir Travel Maut yang Membawa Empat PMI Tertabrak Kereta Api Hendak Merehab Masjid
JEMBER – Suasana duka terasa di rumah sopir Mobil Mitsubishi L300 dengan nopol P 1264 DE, Mambahul Fadil yang meninggal setelah tertabrak Kereta Api Jayabaya, di wilayah Pasuruan, Rabu (09/01/2019).
Pria yang sehari-hari memang berprofesi sebagai sopir travel yang saat naas sedang membawa lima PMI itu, mengalami kecelakaan setelah mobil yang dikendarainya tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu Desa/Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Mengetahui keponakannya mengalami kecelakaan dan meninggal, Paman Korban Dedy Sunarto (59), langsung berkomunikasi dengan pihak keluarga. Usai salat Subuh, istri korban langsung berangkat menjemput jenazah di RSUD Bangil.
“Istrinya tadi sudah berangkat didampingi putra pertamanya. Insyaallah sore nanti mungkin jenazah sudah sampai di Jember,” kata Dedy saat dikonfirmasi sejumlah media di rumah duka, Rabu (9/1/2019).
Korban Mambahul Fadil yang tinggal di Jalan Arowana V/115 lingkungan Gebang Taman RT 003 RW 001 Desa Kebonagung, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember itu, meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.
“Anaknya ada dua, yang pertama laki-laki SMA, yang kedua perempuan masih SD. Kalau pekerjaannya sehari-hari ya sopir travel itu, ikut Surya. Biasanya berangkat dari Situbondo ke Surabaya,” ujar Dedy.
Menukil pemberitaan Faktual, Dedy yang merupakan paman korban, mengaku tidak mendapat firasat apa-apa jika keponakannya itu akan meninggal akibat kecelakaan. “Saya tidak ada pikiran atau keanehan gitu. Tapi biasanya kalau berangkat itu tidak pernah pamit, lah ini pamit. Karena kebetulan sebelum berangkat, kita sama-sama habis tahlilan. Karena Buleknya juga meninggal, sudah 6 harinya,” ungkapnya.
Keluarga merasa prihatin dan merasakan rasa kesedihan. Karena ternyata, korban Fadil memiliki tanggungjawab dan cita-cita untuk merehab masjid yang berada tidak jauh dari rumahnya itu.
“Almarhum ini juga anggota takmir masjid. Dia itu orangnya baik dan cita-citanya merehab masjid ini. Belum selesai proses rehab, orangnya meninggal kecelakaan. Mungkin sudah takdir Allah,” tuturnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, petugas dari PT. Jasa Raharja Jember juga datang di rumah duka bermaksud untuk melakukan kroscek dan pengurusan proses asuransi kecelakaan.
“Kami melakukan kroscek dan pendataan, informasi yang masuk sementara ada 3 korban yang datanya lengkap, dan sedang diurus proses pencairan asuransinya,” ujar Penanggung Jawab Pelayanan PT Jasa Raharja Jember Agus Wibowo.
“Nantinya korban karena mengalami kecelakaan dan meninggal, akan mendapat dana santunan kurang lebih Rp 50 juta. Hari ini juga langsung proses dan segera diselesaikan. Untuk korban yang lain juga sama dan masih pendataan,” sambungnya.[]