Taiwan Pastikan Akan Memberi Perlindungan Pada Peserta Aski yang Mencari Suaka
TAIPEI – Pemerintah Taiwan mengatakan akan memberikan bantuan kepada warga Hong Kong yang mencari tempat perlindungan. Hal ini disampaikan setelah media local melaporkan, puluhan aktivis yang terlibat dalam penyerbuan parlemen Hong Kong telah melarikan diri ke pulau tersebut.
Penjaminan otoritas Taiwan berisiko membuat marah pemerintah Tiongkok, terlebih dilakukan ketika Taiwan bersiap untuk pemilihan presiden (pilpres). Hubungan dengan Tiongkok akan menjadi salah satu isu yang mendominasi yakni sebagai pulau yang memerintah wilayahnya sendiri, bahkan telah berjanji untuk menuntaskan masalah tersebut.
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Apple Daily Taiwan mengatakan, lebih dari 30 pengunjuk rasa Hong Kong telah tiba di Taiwan pada 1 Juli 2019. Mereka mencari perlindungan karena takut dituntut karena keterlibatan dalam penggeledahan kantor parlemen pusat keuangan tersebut.
Menurut laporan tersebut, para aktivis tinggal di berbagai lokasi dan beberapa dari mereka menerima bantuan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal. Dewan Urusan Daratan, yakni badan pembuat kebijakan utama Taiwan di Tiongkok, tidak mengkonfirmasi apakah ada permintaan tempat perlindungan yang telah dibuat. Namun mereka mengeluarkan pernyataan pada Jumat (19/7) yang mengatakan akan menangani kasuskasus seperti itu, di bawah prinsip menghormati perlindungan hak asasi manusia (HAM) dan masalah kemanusiaan.
“(Kami) dapat memberikan bantuan yang diperlukan untuk penduduk Hong Kong yang keselamatan dan kebebasannya dalam bahaya mendesak, karena alasan politik,” jelas perwakilan dewan tersebut, Jumat (19/7).
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menambahkan dukungannya untuk langkah semacam itu. “Teman-teman dari Hong Kong ini akan diperlakukan dengan cara yang pantas atas dasar kemanusiaan,” tegasnya. Kantor berita Taiwan Central News Agency mengutipnya saat berkunjung ke Pulau Saint Lucia di Karibia, salah satu dari sedikit sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa.
Adapun Hong Kong telah diguncang oleh lebih dari sebulan protes besar dan sebagian besar berupa protes damai, ser ta serangkaian protes terpisah berujung konfrontasi dengan polisi. Langkah masyarakat Hong Kong dipicu oleh rancangan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke daratan Tiongkok dan negara lain.
Sementara itu, sejarah Taiwan telah beragam dalam menyediakan tempat perlindungan bagi para pembangkang Tiongkok. Pulau itu masih tidak mengakui konsep hukum suaka, tetapi terkadang memungkinkan para pembangkang tetap tinggal dengan visa jangka panjang.
Tawaran dari Tsai datang saat dirinya mengincar masa jabatan kedua pada pilpres Januari tahun depan. Hubungan dengan pemerintah Tiongkok memburuk sejak dirinya berkuasa pada 2016, karena partai Tsai menolak mengakui gagasan Taiwan adalah bagian dari One China. []