April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tajamnya “Tikungan Taiwan” Membuat Rumah PMI Asal Madiun Dibongkar

2 min read

MADIUN – Bermula dari viralnya postingan akun Facebook Arex Madhioen yang mengunggah pemandangan sebuah rumah di bongkar, tragedi yang sangat disayangkan akhirnya mencuat ke permukaan.

Pelajaran berharga, sebentuk kedewasaan dalam berumah tangga, serta tekanan diluar suami istri, nyata membuat semua berujung sia-sia.

Akun Arex Madhioen pada Senin (22/08/2020) pada pukul 22:00 WIB meunggah beberapa video dan foto yang berisi pemandangan sebuah rumah dibongkar dengan diikuti narasi sebagai berikut :

 

“TAIWAN OH TAIWAN,,,,

LOKASI MADIUN ( OJO TEKOK AKU MADIUN SISEH ENDI)

 

Dilema rumah tangga, berujung rumah dihancurkan.

Siapa yg rugi? Yg pasti anak lah jadi Korban😢😢

Infonya :

Lokasi : madiun.

 

Kronologinya :

Seorang istri membikin rumah sendiri di atas tanah suaminya.

Kemudian Suaminya kerja ke Taiwan. Gara” tergoda dgn perempuan lain di Sana.

Akhirnya menceraikan istri syahnya.

Dan rumah tsb oleh suami gk blh ditempati istri dgn anaknya. Di suruh bayar tanahnya (beli). Akhirnya jln akhir rumah dihancurkan sbgi penyelesaian mslh.

Anaknya ikut istri.

Embuhlah luur … sungguh prihatin Padahal Ada anak”

 

Menelusuri hal tersebut, ternyata rumah tersebut beralamat di RT 11 RW 1 Desa Pucanganom Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun yang dibongkar pada Senin siang.

Rumah tersebut milik Nanang dan Titik. Keduanya merupakan pasangan suami istri yang telah dikaruniai seorang anak yang kini telah duduk di bangku SMP.

Informasi yang berhasil dihimpun di TKP, rumah tersebut dibangun diatas tanah di lingkungan keluarga Nanang. Namun biaya pembangunan rumah tesebut berasal dari Titik.

Setelah rumah berdiri, Nanang pergi ke Taiwan menjadi pekerja migran. Di Taiwan inilah, petaka bermula. Nanang diketahui memiliki perempuan lain dan memicu prahara rumah tangganya dengan Titik.

Hubungan keduanya sudah tidak harmonis sejak sebulan lalu setelah foto Nanang dengan perempuan lain diketahui Titik.

Setelah emosi mereda dan bisa berfikir jernih, awalnya Titik memilih untuk mempertahankan rumah tangganya dan tidak ingin bercerai demi keutuhan dan masa depan anak sematawayang mereka.

Namun suasana berubah saat Titik mendapat “pengusiran” dari Nanang dan keluarganya. Titik dan anaknya disuruh pergi meninggalkan rumah tersebut.

Ngamali, ketua RT setempat menyatakan keprihatinannya. Menurutnya, pembongkaran rumah tersebut dilakukan atas dasar kesepakatan dari pihak Nanang dan Titik.

Namun, Ngamali tidak menyebut detail permasalahan yang menyebabkan pembongkaran rumah tersebut. Dia hanya menyebut adanya masalah keluarga di antara mereka.

“Ada masalah rumah tangga yang tidak bisa diselesaikan antara kedua belah pihak. Status mereka belum bercerai, masih suami istri. Mereka sudah sepakat rumah itu dirobohkan,” kata Ngamali, Selasa (25/08/2020).

Hal yang sama juga di sampaikan Kepala Desa Pucang Anom, Hari Prawoto. Menurutnya, pihak desa sudah beberapa kali melakukan mediasi pasangan suami istri tersebut, namun akhirnya gagal.

“Kami sudah beberapa kali mencoba memediasi pasangan suami istri itu, tapi gagal,” ujar Hari Prawoto.

Akhirnya perseteruan suami istri itu mencapai puncaknya Senin kemarin dengan pembongkaran rumah. Rumah yang di bangun di atas tanah keluarga Nanang dirobohkan.

Beberapa material yang berasal dari keluarga Titik seperti kayu dan genting serta bahan bangunan lainya dibawa pulang ke rumah orang tua Titik di Dolopo, Madiun. Begitu juga anak semata wayang mereka yang duduk di bangku SMP kelas II, dibawa ke rumah keluarga Titik. []

Advertisement
Advertisement