Tak Hanya ke Singapura, Setelah Situasi Normal, Bandara Internasional Yogyakarta Potensial Tambah Rute Internasional ke Hong Kong
YOGYAKARTA – Sebagai pengganti Bandara Adisucipto Bandar Internasional Yogyakarta (YIA) memiliki Terminal Penumpang dengan luas sebesar 219.000 m2 yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun Dengan nilai investasi sebesar Rp. 10,08 Triliun. Untuk fasilitas sisi udara, runway bandara ini memiliki dimensi 3.250 m x 45 m dengan nilai PCN 93 F/C/X/T sehingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta saat ini melayani 20 rute domestik dan 2 rute internasional yaitu Singapura dan Kuala Lumpur serta memiliki potensi yang besar untuk menambah rute domestik (Manado, Kupang, Labuan Bajo) dan rute internasional seperti Jeddah, Madinah, Sydney, Melbourne, Hong Kong dan Bangkok.
Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta ini mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai Bandar Udara dengan pengoperasian tercepat. Meskipun dibangun dan dioperasikan dalam waktu yang cepat, yang membanggakan adalah pembangunan bandara ini mencatat 16 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja sehingga mendapat Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasi dalam melaksanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Guna mendukung operasional Bandar Udara Internasional Yogyakarta dari sisi layanan navigasi penerbangan, Perum LPPNPI membangun Gedung ATC Tower, Gedung Administrasi dan Gedung Operasional pada lahan seluas 15.651 m2 dengan nilai investasi sebesar Rp. 87,1 Milyar. Untuk Gedung Tower ATC dibangun setinggi 39,5 m (8 lantai) dan dilengkapi fasilitas seperti Tower Set, Radar Monitoring, Radio VHF, Telepon Direct Speech dan ATIS.
Dalam aspek keselamatan, desain struktur bandara didesain untuk mitigasi terhadap gempa, tsunami, likuifaksi, erupsi abu vulkanik dan banjir dengan melibatkan panel ahli dari Jepang dan Tim Pakar Akademisi UGM, ITB, ITS dan UNDIP. Pada bandara ini juga dilengkapi bangunan Crisis Centre.
Untuk meningkatkan kenyamanan, pelayanan dan memberikan experience kepada pengguna jasa bandar udara, desain Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Yogyakarta mengusung konsep kearifan lokal dengan melibatkan 46 seniman lokal DIY untuk pekerjaan Art Work antara lain filosofi ornamen kepala kolom lantai 3 adalah Ronce Melati dan ornamen dinding adalah Bunga Wijaya Kusuma yang merupakan kearifan budayaJawa terutama Yogyakarta. []