Tak Hanya Mendatangkan Devisa, Menteri Karding Sebut PMI Menjadi Solusi Pengangguran dan Penggerak Ekonomi

JAKARTA – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding menyampaikan, penempatan tenaga kerja migran secara terstruktur dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi angka pengangguran, meningkatkan devisa negara, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
Hal tersebut disampaikan dalam acara peluncuran Kelas Migran Vokasi bagi siswa SMA dan SMK se-Provinsi Lampung, yang berlangsung di Gedung Bagas Raya, Bandar Lampung, pad Rabu (30/7/2025).
Acara ini turut dihadiri ribuan siswa dan guru dari berbagai kabupaten/kota di Lampung.
“Pekerja migran ini kalau ditata dengan baik, dari sisi devisa yang masuk ke negara, tahun kemarin itu jumlahnya 253,3 triliun. Nomor dua terbesar devisanya setelah migas,” kata Abdul Kadir Karding.
Menurut data yang disampaikan, Provinsi Lampung mencatat jumlah pemberangkatan pekerja migran terdaftar sekitar 20.000 orang per tahun.
Selain itu, ia menyebutkan potensi jumlah pekerja yang tidak terdata bisa mencapai angka yang lebih tinggi.
“Setiap tahun kita bisa mengurai 20.000 sampai 30.000 orang untuk bekerja di luar negeri. Itu otomatis mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki ekonomi daerah,” lanjutnya.
Karding mencontohkan Desa Bumi Daya di Kabupaten Lampung Selatan, yang memiliki sekitar 2.000 penduduk. Di desa tersebut, tercatat 200 hingga 300 orang bekerja di Taiwan.
Ia menyampaikan, remitansi dari pekerja migran di desa itu menghasilkan perputaran uang antara Rp300 juta hingga Rp500 juta setiap bulan.
Lebih lanjut, ia memaparkan data ketenagakerjaan di Lampung yang menunjukkan jumlah angkatan kerja lulusan SMA dan SMK berkisar antara 5 juta hingga 7 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut, sekitar 383.000 lulusan tercatat belum terserap dalam dunia kerja.
“Kalau terjadi percepatan bonus demografi, pemda pasti pusing. Ini orang terdidik, tapi bekerja di mana? Pertanian sudah dibuka, investasi sudah dibuka, tapi itu tidak cukup. Salah satu solusi terbaik sesuai visi gubernur adalah mari kita tempatkan anak-anak kita bekerja ke luar negeri,” ujarnya.
Karding juga menyoroti pentingnya literasi keuangan bagi calon pekerja migran.
Ia menyampaikan, pengelolaan pendapatan para pekerja migran perlu diarahkan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi pribadi dan keluarga.
“Gajinya besar, harus kita latih pengelolaan keuangannya. Selain dikirim ke keluarga, juga bisa untuk investasi, beli rumah, menabung, beli emas, dan sebagainya,” kata Karding.
Karding juga menyatakan, Kementerian P2MI bersama Gubernur Lampung berkerjasama dengan Bank Lampung, dalam pengelolaan keuangan pekerja migran, agar remitansi yang dikirimkan bisa langsung mendukung perekonomian daerah.
“Sehingga terkoneksi dan keuangannya, gaji dari para pekerja migran ini masuk ke devisa kita di Lampung,” ujarnya.
Terakhir, ia menyebutkan, negara tujuan penempatan pekerja migran yang diminati dari Lampung antara lain adalah Jepang. []