April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tak Hanya pada Anak-Anak, Game Juga Disebut Telah Menurunkan Produktifitas ASN

3 min read

JAKARTA – Pemerintah Kota Banda Aceh melarang para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga kontrak di lingkungan pemerintahan setempat bermain gim daring.  Permainan tersebut dinilai telah mengakibatkan penurunan produktivitas kerja. Karenanya pelarangan dikenakan, bahkan dituangkan dalam surat formal.

“Iya surat perihal larangan bermain game online itu benar adanya,” kata Kabag Humas Pemerintah Kota Banda Aceh Said Fauzan, di Banda Aceh, Rabu (30/12).

Surat bernomor 800/2.628 tertanggal 29 Desember 2020 itu menegaskan, larangan bermain game online ditujukan menciptakan kondisi kehidupan dan suasana kota yang Islami, sesuai visi Wali Kota yakni terwujudnya Kota Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah.

Salah satu caranya adalah dengan mengantisipasi dan membatasi permainan daring itu, yang mengakibatkan penurunan produktivitas kerja, terganggunya proses pelayanan kepada masyarakat serta perilaku tersebut bertentangan dengan syariat Islam dalam hal penggunaan waktu yang sia-sia.

Said Fauzan dikutip dari Antara,  mengatakan, surat yang ditandatangani Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Banda Aceh Muzakkir tersebut disiapkan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) setempat.

Sebagai tindak lanjut surat itu, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diminta untuk melarang ASN dan tenaga kontrak bermain gim tersebut. Bahkan, mereka yang kadung memilikinya di gawai, harus menghapusnya.

“Bagi yang telah menginstal aplikasi ‘game online’ agar segera menghapusnya,” kata Muzakkir melalui suratnya.

Naik, Mulai 2021, PNS Pangkat Terendah Gajinya Rp. 9 Juta

Muzakkir juga meminta para Kepala OPD melakukan pemantauan dalam pelaksanaannya, apabila terdapat ASN yang melanggar maka akan dikenakan hukuman sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

“Sedangkan untuk tenaga kontrak akan ditinjau ulang perpanjangan kontrak perjanjian kerja,” ujar Muzakkir.

 

Hilangkan Stereotipe

Ihwal pelarangan gim daring untuk ASN di Aceh itu, salah satunya adalah penurunan produktivitas.

Nah, stereotipe terhadap para gamers yang identik dengan kemalasan memang cukup sulit dihilangkan. Ada sifat-sifat lain yang dilekatkan terhadap gamers.

Selain malas ada sifat cuek, tak suka sosialiasasi, egois dan lainnya.  Namun, sejatinya, belakangan hal ini tak lagi berkaitan. Kemalasan dan karakter gamers, tak lagi sejalan.

Bahkan, penelitian universitas Inggris nan kondang, Oxford menyimpulkan, bahwa banyak hal baik bisa didapat dari bermain gim.   “Kami menemukan bahwa video games tak berakibat buruk buat kesehatan. Ada faktor-faktor psikologis pemain yang berkorelasi dengan efek buruk pada individu-individu tertentu. Tapi, ada juga games yang justru membangun mental seseorang lebih positif,” kata Professor Andrew Przybylski, Direktur Riset Oxford Internet Institute, beberapa waktu lalu.

Riset ini sendiri berfokus pada pemain  Nintendo, khususnya pada  Animal Crossing,  Plants vs. Zombies, dan Battle for Neighborville. Para periset menemukan, mereka yang bermain gim itu merasa punya kepribadian lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga berasa tak cenderung ingin berbuat negatif terhadap sesamanya,

Menjadi Tentara, Polisi, serta PNS dari Jalan Nyogok, Gajinya Haram Seumur Hidup, Bagaimana Kalau Mau Menjadi PMI Sengaja Nembak Persyaratannya ?

Prof. Przybylski menguraikan, pihaknya mencoba mengaitkan psikologis pemain dengan efek yang ditimbulkan. Karenya, riset juga disertai kueisioner berupa pertanyaan-pertanyaan soal mental. Ada rasa bahagia yang justru timbul karena bermain gim. “Ada banyak yang menjawavb bahwa jika bermain Animal Crossing 4 jam sehari, bisa berasa lebih bahagia,” kata Direktur Riset ini.

Di satu sisi, riset ini hanya berfokus pada dua gim. Sehingga banuak pertanyaan lain yang belum terungkap, memang.

Yang jelas, Prof. Przybylski juga menekankan, perlu ada riset lebih jauh menelisik efek-efek negatif terhadap video game. Dengan demikian, kita tak bisa sembarang menuding bahwa seseorang sudah kecanduan video game. Atau, sebaliknya video game tertentu menyebabkan kecanduan.

“Hey,  ini dilakukan 95% remaja loh. Ini adalah bentuk kecanduan.” “Lantas, apa ada datanya kita bisa sebut begitu?. Kalau gak ada data, ya gak bisa asal omong,” kata Przybylski.

Lantas, apakah relevan mengaitkan hasil riset Oxford dengan kebijakan pelarangan ASN bermain gim di Aceh? Sebaiknya sama seperti dikatakan Prof. Przybylski di Inggris sana, harus ada data yang valid menegaskannya. Begitu, kan? []

Advertisement
Advertisement