Tak Mau Menyerah, Dalam Kondisi Hampir Lumpuh, Yudi Nekad Rintis Usaha Kerajinan Enceng Gondok
SEMARANG – Seorang pria terlihat memilah eceng gondok kering yang dijemur di halaman rumahnya, di Desa Gondangmanis Gang 19, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Eceng gondok itu kemudian dibawa masuk dan digilas menggunakan besi pipa. Setelah itu, ia pun mulai menganyam tumbuhan air tersebut. Pria itu yakni Aliwahyudi (40) pengrajin eceng gondok.
Sembari melanjutkan menganyam, pria yang akrab disapa Yudi itu sudi berbagi kisah tentang usaha yang baru ditekuninya sejak setahun lalu itu. Pekerjaan ini mulai ia tekuni sejak cacat karena kecelakaan kerja di proyek bangunan 2020 lalu.
“Saya kerja di proyek itu sekitar delapan tahun, sejak 2012 sampai tahun 2020. Pada tahun 2020 itu saya mengalami musibah, saya jatuh dari atap pabrik dan mengalami patah tulang panggul,” bebernya.
Karena keadaannya tersebut, Yudi mencoba menghidupi keluarganya dengan bikin kerajinan eceng gondok. Kemampuan itu ia dapatkan sudah lama tapi tidak pernah ia seriusi untuk memperoleh penghasilan.
“Setahun terakhir ini saya mulai membuat aneka kerajinan dari eceng gondok. Dari pada menganggur, saya kan juga harus mencukupi kebutuhan keluarga,” ungkapnya.
Aneka kerajinan eceng gondok hasil karyanya itu seperti topi, wadah tisu, keranjang, tempat pakaian kotor atau tempat sampah kering, tas kecil, vas bunga dinding dan vas bunga meja, tatakan meja makan, karpet, dan lain sebagainya.
“Produk yang saya bikin memang aneka macam. Harganya juga bervariasi, mulai yang termurah Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu per barangnya,” jelasnya.
Dia mengakui, hasil dari membuat kerajinan belum lah seberapa. Menurutnya, bila dirata-rata ia hanya mampu mendapatkan uang sekitar Rp 500 ribu per bulannya. Namun, hal itu tetap disyukurinya, karena setidaknya masih ada pemasukan, tidak kosong sama sekali.
“Semoga saja usaha kerajinan eceng gondok kami bisa berkembang lebih besar. Makin banyak peminatnya dan makin laris,” harapnya mengakhiri. []