April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tidak Ikut “Membuat”, Begini Curhatan Rosyidin yang Diserahi Anak Hasil Hubungan “Enak” Istrinya Dengan Majikan di Hong Kong

4 min read

MADIUN – “Satu setengah tahun yang lalu, terakhir kami berkomunikasi, dia ngajak saya pindah agama, kalau saya tidak mau, kata dia sebaiknya pisah. Setelah itu hilang kontak dan tiba-tiba seperti sekarang, surat panggilan sidang di pengadilan, saya digugat cerai dengan alasan yang tidak sesuai kenyataan” tutur Imam Rosyidin kepada ApakabarOnline.com pada Selasa (03/12/2019) kemarin.

Menurut penuturan warga perumahan Bumi Manisrejo Dua Kota Madiun ini, ajakan berpindah agama tersebut merupakan respon dari Titin Wulandari yang “bengal” setiap dinasehati oleh Rosyidin agar berubah menjadi wanita sholehah.

“Waktu saya menikah dulu, dia terikat kontrak kerja dengan majikannya di Hong Kong, jadi selesai akad nikah, dua minggu kemudian dia terbang kembali ke Hong Kong. Jatahnya masih setahun enam bulan. “ tutur Rosyidin.

“Namun sebelum kontrak itu habis, sepuluh bulan setelah menikah dengan saya, Titin tiba-tiba pulang dalam kondisi hamil lima bulan. Disinilah awal masalahnya” lanjutnya.

Setelah didesak Rosyidin dan kedua orang tua Titin yang tercatat sebagai warga di desa Wilangan Nganjuk, ternyata Titin hamil dari hasil hubungannya dengan majikan laki-laki tempatnya bekerja. Kepulangan Titin dilakukan dengan alasan nge-break, tanpa menyebut kehamilan demi tidak diketahui majikan perempuan.

“Waktu itu sudah mau saya talak cerai mas. Beruntung, keluarga saya ngedem-ngedemi saya, bapak, ibu  saya menyarankan untuk mikir mikir dulu, masih bisa diperbaiki. Apalagi Titin sudah bersujud di kaki saya, di kaki kedua orang tua saya, mohon ampun” lanjutnya.

Konflikpun mereda, sampai dengan Titin melahirkan bayi yang kasat mata bercirikan bayi seperti anak-anaknya orang Hong Kong.

“Melihat kelahiran Firman, saya sempat syok mas, kok ya ciri-ciri fisik Firman bayi yang dilahirkan Titin, sama sekali tidak ada yang menunjukkan kesamaan dengan Titin fisiknya. Ya ini wujudnya sekarang” terang Rosyidin sembari menoleh ke anaknya yang sedang tertidur di sofa. “tuturnya.

“Dulu, kami habis nikah tinggal di Nganjuk, kampung halaman istri saya. Karena kebetulan, pekerjaan saya yang membuat harus tinggal di Nganjuk, bahkan sejak sebelum menikah. Saya sedang mengerjakan proyek drainase di pembangunan jalan lingkar. “ lanjutnya.

Setelah bayi itu lahir, Rosyidin mengajak Titin untuk pindah ke Madiun. Disamping karena Rosyidin ingin keluar dari tempatnya bekerja, dengan pindah ke Madiun, tempat kelahiran Rosyidin, harapan untuk memulai hidup dengan suasana baru bisa mereka wujudkan. Suasana bebas dari sorotan aib yang dilakukan Titin.

Beberapa bulan setelah tinggal di Madiun, tiba-tiba Titin kekeh ingin kembali bekerja ke Hong Kong. Pada saat itu, Rosyidin sedang dalam kondisi tidak bekerja dan sakit hepatitis yang membuatnya harus beristirahat dalam jangka panjang. Titin meyakinkan Rosyidin, ke Hong Kong untuk mencari uang agar segera bisa beli rumah sendiri, serta modal usaha.

Namun sesampai di Hong Kong, Titin yang mengaku bekerja di tempat yang bukan tempatnya bekerja, malah menunjukkan gejala perilaku yang menurut Rosyidin semakin memalukan dan semakin mencoreng muka.

“Facebooknya itu mas, isinya foto-foto dia dengan dandanan menor, baju seksi. Setiap saya ingatkan sudah sholat apa belum, setiap saya ingatkan jangan lupa ngaji, setiap saya ingatkan untuk merapat ke majlis-majlis pengajian, Titin lama kelamaan malah seperti menantang, endingnya dia ngajak saya pindah agama atau berpisah, lalu tidak bisa dihubungi lagi.” terangnya.

Rosyidin pun tersulut emosinya, saat di pengadilan Agama Nganjuk, pengacara yang dibayar oleh Titin menyebut, Rosyidin tidak memberi nafkah baik lahir maupun batin, Rosyidin menghabiskan uang kiriman, Rosyidin dituduh tidak bekerja.

“Semua yang dia tuduhkan, sama sekali tidak ada buktinya. Sebelum dia selesai potongan gaji, saya sudah mendapat pekerjaan di sebuah subware house semen, hingga sekarang. Itu mobil dan rumah ini saya beli dari hasil kerja saya disitu, gaji dan pendapatan bonus saya bisa diaudit. Bahkan, saat ke Pengadilan, saya membawa berlembar-lembar catatan gaji dan bonus dari tempat saya bekerja yang ditandatangani oleh pimpinan saya” terang Rosyidin.

Anehnya, ancaman jika tidak mau pindah agama maka Titin memilih berpisah tersebut sama sekali tidak disinggung di persidangan.

“Untungnya inbok Whatsappnya masih, langsung saya tunjukkan ke pak Hakim beserta data data penunjang lainnya, akhirnya gugatan yang diajukan istri saya ditolak” lanjutnya.

Rosyidin sangat menyayangkan sikap istrinya, yang menurut dia selain layak untuk disebut tidak bersyukur, juga telah tersesat jauh dari tuntunan yang telah diberikan Allah SWT. Usai penolakan gugatan dinyatakan oleh Hakim, hingga saat ini, Titin masih belum menyambung komunikasi lagi baik dengan keluarganya maupun keluarga Rosyidin.

Lantaran merasa mengalami kebuntuan, Rosyidin memutuskan meminta bantuan ApakabarOnline.com untuk menyambungkan. Berikut petikan pesan Rosyidin yang telah diedit dengan mempertimbangkan etika publik :

Titin, kalau bukan demi Firman, bayi yang kamu lahirkan yang saat ini hidup denganku, hidup menjadi anakku dibawah asuhanku, aku tidak akan berusaha mencarimu.

Titin, penyesalan itu selalu datang dibelakang, sandiwaramu yang seolah-olah menjadi perempuan lugu, satu persatu terkuak seiring dengan perjalanan waktu, bahwa ternyata sebelum menikah denganku, pengalamanmu dengan banyak laki-laki sudah banyak sekali, dan itu selalu kamu tutupi.

Titin, tidak akan ada manfaatnya sekeras apapun aku meluapkan sakit hatiku, bahwa aku telah kamu tipu. Yang aku harapkan saat ini adalah kejujuranmu dan tanggung jawabmu terhadap Firman, bayi yang telah kamu lahirkan.

Jika kamu memikirkan perasaanku, tentu kamu akan menjaga bagaimana caranya supaya suara yang menyebut aku “angge-angge orong-orong, ora melok nggawe ketiban momong” itu tidak dengan liar terdengar. Tapi kamu memang terbukti tidak peduli dengan itu.

Titin, aku hanya berharap kejujuranmu dan tanggung jawabmu untuk menjaga perasaan Firman anakmu.

Aku berusaha mendidik Firman agar menjadi anak yang sholeh, memberi tauladan dan lingkungan yang baik, bahkan memilihkan sekolahpun aku tidak main-main, aku memilih sekolah yang bagi sebagian orang disebut mahal di Kota Madiun. Tapi kamu malah sama sekali tidak menampakkan sebagai sosok ibu yang bisa mengimbangi, bisa memberi contoh dengan akhlakmu, dengan tata berpakaianmu, dengan moralmu, terlebih lagi tiba-tiba kamu malah mengajak pindah agama.

Titin, ingat, setiap manusia itu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kamu adalah pemimpin bagi dirimu sendiri, dan kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu yang hasilnya seperti sekarang ini. “ []

Advertisement
Advertisement