December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tsunami di Anyer & Lampung Terindikasi Akibat Erupsi Anak Krakatau

2 min read

JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memastikan bahwa gelombang tinggi yang terjadi di Anyer, Banten dan Lampung adalah tsunami.

Dwikorita menyebut, tsunami tersebut sejauh ini memang bukan diawali adanya gempa bumi terlebih dahulu. Tetapi, kata dia, berdasarkan data yang diterima, disebabkan akibat adanya erupsi dari Gunung Anak Krakatau.

“Geologi pastikan pada Pukul 21.03 WIB ada erupsi Gunung Anak Krakatau, kami indikasikan Tsunami di sekitar Selat Sunda akibat dugaan sementara itu karena aktivitas Gunung Krakatau,” ucap Dwikorita dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Minggu (23/12/2018) dini hari.

[BREAKING NEWS] Air Laut di Pantai Anyer Naik, Warga Lari ke Bukit Takut Tsunami

Dwikorita menyebutkan, dalam hal ini, BMKG sejak 21 Desember 2018 telah memberikan imbauan kepada masyarakat terkait adanya potensi terjadinya gelombang tinggi. Hal itu berkaitan dengan meningkatnya status Anak Krakatau pada level waspada.

Menurut Dwikorita, prediksi BMKG antara adanya gelombang tinggi air laut dan Tsunami yang terjadi pada Sabtu 22 Desember kemarin, merupakan dua rangkaian peristiwa alam yang berbeda.

BNPB : 3 Meninggal Dunia 21 Terluka Akibat Ombak Tinggi di Anyer dan Lampung

“Ini dua persitiwa berbedea tapi terjadi dilokasi dan waktu yang sama. Erupsi Gunung Anak Krakatu dan gelombang tinggi,” tutur Dwikorita.

Sejauh ini, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut ada tiga orang tewas akibat Tsunami yang terjadi di Pantai Anyer, Banten dan Lampung Selatan.

“Data sementara dampak gelombang pasang yang dihimbun BPBD pada 23/12/2018 pukul 00.30 WIB, terdapat 3 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka di Kabupaten Pandeglang dan Lampung Selatan,” ujar Sutopo.

Sutopo memaparkan, di Lampung Selatan tercatat 3 orang meninggal dunia, 11 orang luka-luka dan dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 30 unit rumah rusak berat. []

Advertisement
Advertisement