Untuk Diwaspadai, Peneliti China Keluarkan Peringatan akan ada Wabah yang Lebih Mematikan dari Corona
HONG KONG – Seorang pakar Virologi asal China, Shi Zhengli yang dikenal sebagai ‘wanita kelelawar’ memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan sebuah ‘puncak gunung es’.
Sebagai seorang yang meneliti penyakit pada hewan, ia mengkhawatirkan akan ada epidemi yang lebih mematikan kini sedang dalam ‘perjalanan’.
Dia mengklaim bahwa negara-negara perlu segera meningkatkan penelitian mereka terhadap ancaman penyakit zoonosis yang mematikan, yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Shi menyerukan kerjasama international yang lebih besar dalam perang melawan epidemi, meskipun China Daratan mengklaim pada awalnya menutupi bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona.
Hampir menginjak angka 6 juta orang telah terinfeksi dan sudah lebih dari 360.000 meninggal karena virus corona, yang diperkirakan telah ditularkan dari kelelawar ke manusia di Wuhan pada akhir tahun 2019 lalu.
Dikutip dari laman The Sun, ilmuwan Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli mengungkapkan virus baru dan berpotensi lebih buruk sedang ditemukan bahkan saat dunia masih memerangi pandemi saat ini.
“Jika kita ingin mencegah manusia dari penderitaan wabah penyakit menular berikutnya, kita harus pergi jauh-jauh hari untuk mempelajari virus yang tidak diketahui yang dibawa oleh hewan liar di alam dan memberikan peringatan dini,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika tidak mempelajarinya, mungkin akan ada wabah lainnya.
Shi dilaporkan dipanggil ke kota wabah yakni Wuhan, China ketika pandemi pertama kali muncul pada Desember 2019 lalu.
Dia kemudian mengakui bahwa awalnya khawatir virus itu bisa secara tidak sengaja bocor dari laboratoriumnya.
Namun, ia kemudian mengklaim bahwa ia merasa sangat lega ketika diketahui bahwa urutan genetik COVID-19 tidak cocok dengan apapun yang telah dipelajari sebelumnya.
Tapi dia terus dirundung rumor dan teori konspirasi.
Pada satu titik ia harus menolak laporan bahwa ia mencoba ‘membelot dengan file rahasia’ dari pusat sains Wuhan.
Sebuah isu menyebar di media sosial mengklaim ia dan keluarganya telah melarikan diri dari China Daratan, membawa ratusan dokumen rahasia ke kedutaan Amerika Serikat di Paris.
Dilaporkan bulan lalu bahwa Shi dipanggil kembali ke laboratorium keamanannya yang pada akhir tahun lalu setelah kondisi pernapasan baru yang misterius diidentifikasi sebagai bentuk baru dari virus corona.
Pekerjaan timnya dikatakan telah mengungkapkan virus itu terkait dengan kelelawar tapal kuda yang ditemukan lebih dari 1.000 km jauhnya di Yunnan, sebuah wilayah di China Daratan selatan.
Sebuah tim peneliti terkemuka mengatakan mereka yang mencari tahu asal-usul wabah itu harus menyelidiki kemungkinan itu ‘bocor’ dari pusat sains di Wuhan.
Profesor Nikolai Petrovsky, yang mengepalai tim Australia, mengatakan virus itu tidak khas dari infeksi hewan ke manusia karena memiliki kemampuan yang luar biasa untuk segera masuk ke tubuh.
Ahli lainnya mengatakan kemungkinan ‘jarak jauh’ yang entah bagaimana bisa lolos dari lab pengujian tidak dapat dikesampingkan.
Seorang profesor kedokteran di Flinders University di Adelaide, Australia menjalankan unit penelitian yang akan memulai uji coba manusia untuk mendapatkan vaksin bulan depan.
Dia mengatakan ketika virus baru melintas dari hewan ke manusia, virus itu biasanya menguat ketika beradaptasi dengan inangnya yang baru.
Namun, untuk alasan yang belum dapat dijelaskan, virus corona baru tampaknya sangat cocok untuk menginfeksi manusia.
“Ini adalah kebetulan yang luar biasa atau pertanda intervensi manusia. Ada kemungkinan virus itu merupakan peristiwa kebetulan dan ternyata manusia adalah tuan rumah yang sempurna,” ujarnya.
Klaim itu akan memicu kekhawatiran virus mematikan itu diproduksi di laboratorium untuk menembus sel manusia. []
Sumber The Sun