March 16, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Upaya Perlindungan Hak Pekerja Migran melalui ASEAN Consensus

3 min read

JAKARTA – Pekerja migran memegang peran krusial dalam menggerakkan roda perekonomian, baik di negara asal maupun negara tujuan. Di kawasan Asia Tenggara, mobilitas tenaga kerja lintas negara semakin meningkat seiring dengan integrasi ekonomi dan regional.

Sayangnya, pekerja migran kerap menghadapi berbagai tantangan, seperti eksploitasi, diskriminasi, hingga pelanggaran hak asasi manusia. Kondisi ini menuntut adanya kebijakan kolektif yang efektif untuk melindungi hak-hak pekerja migran secara menyeluruh. tisment

Sebagai jawaban atas tantangan tersebut, ASEAN memperkenalkan ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers pada Maret 2018.

Konsensus ini menjadi pijakan penting bagi negara-negara anggota untuk memperkuat perlindungan pekerja migran dan mempromosikan hak-hak mereka. Dengan mencakup berbagai aspek perlindungan, konsensus ini bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang adil, manusiawi, dan inklusif di kawasan Asia Tenggara.

 

Aspek Kunci dalam ASEAN Consensus

Dokumen ASEAN Consensus menggarisbawahi sejumlah elemen penting untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran:

  1. Kondisi Kerja yang Adil dan Layak

Konsensus ini menekankan pentingnya menciptakan kondisi kerja yang layak, termasuk pemberian upah yang sesuai, perlakuan nondiskriminatif, serta perlindungan dari eksploitasi dan kerja paksa.

  1. Akses terhadap Keadilan dan Perlindungan Hukum

Pekerja migran harus memiliki akses mudah terhadap mekanisme penyelesaian sengketa dan perlindungan hukum yang memadai, termasuk dalam kasus pelanggaran hak asasi mereka.

  1. Jaminan Sosial dan Ekonomi

Negara anggota ASEAN didorong untuk memberikan pekerja migran akses ke layanan sosial, seperti asuransi kesehatan, kompensasi kerja, dan perlindungan finansial selama masa migrasi.

  1. Pelatihan Pra-Keberangkatan

Negara pengirim pekerja diwajibkan untuk memberikan pelatihan yang memadai kepada pekerja migran agar mereka memiliki keterampilan dan pemahaman yang cukup sebelum bekerja di luar negeri.

 

Implementasi di Tingkat Regional dan Nasional

Meskipun ASEAN Consensus tidak bersifat mengikat secara hukum, berbagai langkah telah diambil untuk mengimplementasikan kebijakan ini di tingkat regional maupun nasional. ASEAN memfasilitasi pertukaran informasi dan praktik terbaik antarnegara anggota guna meningkatkan manajemen pekerja migran.

Di tingkat regional, mekanisme koordinasi diperkuat melalui diskusi lintas negara mengenai standar ketenagakerjaan, perlindungan hukum, dan penanganan kasus eksploitasi. Penggunaan teknologi juga diterapkan untuk meningkatkan transparansi dan pengawasan. Negara anggota bahkan bekerja sama untuk memperluas akses pekerja migran terhadap layanan sosial, termasuk asuransi kesehatan dan kompensasi kecelakaan.

Namun demikian, tantangan besar tetap ada. Sifat konsensus yang tidak mengikat menjadikan keberhasilan implementasi kebijakan sangat bergantung pada komitmen masing-masing negara.

 

Peran Strategis Indonesia

Sebagai salah satu negara pengirim pekerja migran terbesar di ASEAN, Indonesia memainkan peran strategis dalam mendukung implementasi ASEAN Consensus. Pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai kebijakan konkret, termasuk penerapan sistem one channel untuk mengatur pengiriman tenaga kerja melalui jalur resmi yang lebih transparan dan aman.

Indonesia juga aktif dalam diplomasi regional, mendorong negara anggota lainnya untuk memperkuat komitmen terhadap konsensus. Peran kepemimpinan ini terlihat dari berbagai inisiatif yang diluncurkan pemerintah, termasuk peningkatan kapasitas pekerja migran melalui pelatihan dan edukasi.

Meski begitu, tantangan signifikan tetap ada. Di antaranya adalah lemahnya pengawasan di negara tujuan, kurangnya koordinasi antarnegara, serta kendala dalam memastikan konsistensi implementasi kebijakan di lapangan.

ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers adalah langkah progresif untuk meningkatkan perlindungan pekerja migran di Asia Tenggara. Bagi Indonesia, konsensus ini menjadi peluang untuk memperkuat perlindungan tenaga kerja sekaligus menunjukkan kepemimpinan dalam mendorong keadilan sosial di tingkat regional.

Keberhasilan konsensus ini memerlukan komitmen yang berkelanjutan, kolaborasi erat antarnegara anggota, serta langkah-langkah nyata yang melibatkan berbagai pihak. Dengan pendekatan tersebut, ASEAN dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil, manusiawi, dan inklusif bagi pekerja migran, sekaligus memperkokoh solidaritas kawasan.  []

Penulis: Yennielda Linovi Kobba (Mahasiswi Universitas Bosowa, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional)

Advertisement
Advertisement