Waspadai Long Covid, Sudah Negatif Tetapi Masih Merasakan Gejala
JAKARTA – Infeksi virus corona atau COVID-19 varian Omicron kebanyakan menimbulkan gejala yang relatif lebih ringan ketimbang Delta atau Alfa. Meski begitu, infeksi BA.1 ini dilaporkan banyak menimbulkan efek jangka panjang yang menyulitkan penyintas.
Mengutip dari Healthline, para ahli mengungkap penyintas Omicron kerap merasakan gejala Long COVID. Gejala ini pada dasarnya bisa terjadi akibat infeksi varian apa pun, namun penyintas Omicron lebih berpotensi mengalaminya.
“Long COVID bisa terjadi apapun varian virusnya. Belum ada bukti bahwa ada perbedaan (long COVID) antara Delta sampai Omicron. Tapi penyintas Omicron berpotensi lebih besar,” ujar Ahli Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci.
Dia menjelaskan dari penelitian sebelumnya diketahui sekitar 30 persen penyintas Omicron merasakan efek long COVID. Studi juga menemukan, satu dari tujuh anak dan remaja pengidap COVID-19 masih merasakan gejala penyakit selang 15 minggu setelah terinfeksi.
Sementara itu, ahli virologi dari pusat studi penyakit menular hVIVO yang berbasis di London Inggris, Andrew Catchpole, DPhil, memperkirakan, persentase kasus long COVID Omicron justru lebih jarang dibandingkan varian lainnya.
Namun ia, tetap mewanti-wanti agar penyintas Omicron mewaspadai gejala long COVID.
Lalu apa saja gejala Long COVID yang kerap dirasakan penyintas?
Dilansir dari National World, gejala Omicron seperti pilek, sakit kepala atau pusing, bersin-bersin, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi, kelelahan, mual, atau ruam biasanya muncul selama lima hari.
Apabila gejala tersebut berlangsung selama lebih dari 12 minggu, seseorang dikatakan merasakan efek long COVID. Adapun secara khusus, beberapa efek long COVID termasuk Omicron yang perlu diwaspadai di antaranya:
- Mudah lelah
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Susah konsentrasi dan mudah lupa
- Jantung berdebar-debar
- Susah tidur di malam hari
- Kerap sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Depresi dan gangguan kecemasan
Penanganan dan pencegahan Long COVID-9
Mengutip dari Mayo Clinic, penyintas Omicron yang mengalami efek long COVID seperti di atas sampai lebih dari sebulan sejak kali pertama terinfeksi, maka wajib untuk berkonsultasi ke dokter.
Terlebih jika efek long COVID tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi produktivitas.
Adapun, berdasarkan penelitian yang diterbitkan di The Lancet gejala long COVID hanya bisa diatasi dengan vaksinasi lengkap. Di mana disebutkan, orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 minimal dosis lengkap ketika terinfeksi virus corona biasanya bergejala kurang dari sebulan.
Dengan kata lain, suntik vaksin sangat potensial sebagai langkah pencegahan dari long COVID, termasuk untuk varian Omicron. Studi lain juga menunjukkan, orang yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 seminggu sebelum terinfeksi virus corona, memiliki peluang tujuh hingga 10 kali lebih jarang terkena long COVID. []