November 28, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Yunani Membutuhkan 50 Ribu PMI di 2026

2 min read

JAKARTA – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, melakukan pertemuan dengan Deputy Minister of Migration and Asylum of Greece atau Wakil Menteri Imigrasi dan Suaka Yunani, Sevi Voloudaki di Athena, Rabu (26/11/2025). Ia didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Yunani, H.E. Bebeb Djundjunan.

Pertemuan ini membahas peluang kerja sama dan membuka ruang kolaborasi terkait penempatan Pekerja Migran Indonesia kompeten di berbagai sektor strategis di Yunani.

Menurutnya, Yunani merupakan mitra potensial, karena kebutuhan tenaga kerja migran di Yunani meningkat, seiring pemulihan ekonomi pascakrisis.

“Seperti negara-negara Eropa lainnya, Yunani sangat membutuhkan dukungan pekerja migran untuk membangun ekonominya. Mereka membutuhkan tambahan tenaga kerja agar bisnis dan sektor-sektor produktif dapat terus bergerak,” ujar Christina, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Proyeksi kebutuhan pekerja migran di Yunani minimal sebanyak 50 ribu orang untuk berbagai sektor di 2026. Sementara di 2024 lalu, Yunani membutuhkan 83 ribu tenaga kerja migran, namun baru terpenuhi 53 ribu orang.

Dalam diskusi tersebut, Wamen Christina juga menyoroti sektor-sektor yang dinilai relevan untuk penempatan pekerja migran, seperti sektor maritim yang menjadi tulang punggung perekonomian Yunani.

Adapun peluang penempatan pekerja migran yang dibahas meliputi pekerjaan di kapal pesiar, yacht, kapal-kapal komersial, serta fungsi pendukung seperti bengkel kapal dan galangan. Termasuk sektor pariwisata dan perhotelan turut masuk di radar peluang penempatan pekerja migran Indonesia.

“Ada banyak ruang bagi pekerja migran, mulai dari housekeeping, food and beverage, wellness therapist, dan layanan pendukung lainnya. Semua ini selaras dengan kekuatan sumber daya manusia Indonesia,” kata politisi Partai Golkar itu.

Tidak hanya itu, Indonesia dan Yunani juga membahas kemungkinan pengiriman tenaga kerja musiman (seasonal worker) di sektor pertanian, terutama saat musim panen.

Dalam diskusi tersebut, Wamen Christina turut menekankan struktur kebijakan ketenagakerjaan di Yunani, yang membagi kewenangan mengurusi pekerja migran di dua kementerian. Yaitu Kementerian Imigrasi dan Suaka yang mengurusi izin kerja dan pengawasan tenaga kerja asing, sedangkan Kementerian Ketenagakerjaan menetapkan kuota setiap tahunnya untuk menjaga keseimbangan pasar tenaga kerja.

“Pertemuan berjalan sangat positif. Pemerintah Yunani menunjukkan antusiasme tinggi untuk menjajaki kolaborasi formal dalam skema kerja sama antar pemerintah (government to government/G2G). Kami sepakat untuk memulai proses perumusan kerja sama G2G di sejumlah sektor prioritas. Bahkan telah disepakati pengiriman initial draft, pembahasan terms and conditions, serta penguatan identifikasi kebutuhan sektor dan kompetensi pekerja,” jelasnya.

“Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi pekerja migran terampil untuk berkontribusi di pasar tenaga kerja Eropa, sekaligus memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Yunani dalam bidang ketenagakerjaan,” tambah Christina Aryani. []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply